Bolehkah Mengoleksi Majalah-majalah yang Bergambar Makhluk Hidup?


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgH-huAQpKTx2R88SVpOE_-CP0H8NCrg8lI3RqsoHot9Q_zD8_tj4SYYwPj8em_Pcw10vHMlUIytatclFRZI-9u-FyGlLGb81PMwDfq5JzOjEGHoabw1MwasDtlRIbKeoYTFy5rbIJDcJM/s1600/memajang-foto-didinding.jpg

Pertanyaan:

Saya seorang siswa Marhalah Tsanawi (setingkat SMU) yang sangat gemar membaca dan menelaah buku-buku bacaan yang berisi tentang ajaran-ajaran Islam, budaya, kemiliteran, dan lain-lain, sehingga saya sengaja berlangganan beberapa macam majalah. Akan tetapi, kebanyakan dari majalah-majalah tersebut di dalamnya terdapat gambar-gambar manusia, padahal saya bermaksud mengoleksi dan menyimpan majalah-majalah tersebut di perpustakaan pribadi saya. Saya menjadi ragu karena ada beberapa hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengaharamkan masalah gambar ini dan menyatakan bahwa Malaikat tidak mau masuk rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxegbXrIJ0v_HLgOr69Ng8Z4AdWgU-2E8mIGpp1eNcvCZ1w50Olwt1XlSqpzBPu3g8atuiXad6mU9ZhcWEp3MoY3Md4WIZx8a50HsRS7gC-m4MOnNfoaI9G05gFmsRFKIhBctw68rxbBpv/s1600/melukis-400x300.jpg

Jawaban:

Anda boleh menyimpan buku-buku, surat kabar, dan majalah-majalah yang bermanfaat walaupun di dalamnya terdapat gambar. Jika gambar tersebut orang perempuan, Anda harus menutupi atau menghapusnya. Tapi, jika gambar tersebut laki-laki atau gambar binatang, Anda cukup membuang kepalanya saja, sebagaimana diperintahkan dalam beberapa hadits shahih.

Sumber: Fatawa Syaikh Bin Baaz Jilid 2, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, Pustaka at-Tibyan




Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !
Mengapa Mengamalkan Shalawat Nariyah Dilarang?

Mengapa Mengamalkan Shalawat Nariyah Dilarang?


shalawat nariyah

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Berikut penjelasan salah satu situs yang menyebutkan keutamaan shalawat nariyah,

    “Jika mendapat kesusahan karena kehilangan barang, hendaknya membaca sholawat ini sebanyak 4444 kali. Insya Allah barang yang hilang tersebut akan cepat kembali. Jika barang tersebut dicuri orang dan tidak dikembalikan, maka pencuri tersebut akan mengalami musibah dengan kehendak Allah swt. ….

    Untuk melancarkan rezeki, memudahkan tercapainya hajat yang besar, menjauhkan dari gangguan jahat, baca sholawat ini sebanyak 444 kali, boleh dibaca sendiri atau berjamaah. Syeih Sanusi berkata: “ Barangsiapa secara rutin membaca shalawat ini setiap hari sebanyak 11 kali maka Allah swt akan menurunkan rezekinya dari langit dan mengeluarkannya dari bumi serta mengikutinya dari belakang meski tidak dikehendakinya…”

Jika orang yang mengamalkan shalawat nariyah bersedia untuk merenung sejenak – berfikir sejenak saja dengan akal sehatnya – dia akan bisa menyimpulkan hal yang aneh mengenai shalawat nariyah.video kajian aqidah ahlussunnah

Pertama, semua manusia yang bisa membaca telah sepakat bahwa shalawat nariyah tidak pernah diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sahabat, tabiin, tabi’ tabiin, para ulama imam madzhab, maupun para ulama ahlus sunah yang menjadi sumber rujukan. Kita sendiri tidak tahu, kapan pertama kali shalawat ini diajarkan. Yang jelas, shalawat ini dicetak dalam buku karya Al-Barzanji yang banyak tersebar di tanah air.

Nah.., jika deretan manusia shaleh yang menjadi sumber rujukan ibadah tidak pernah mengenal shalawat ini, bagaimana mungkin ada embel-embel fadhilah & keutamaannya. Dari mana sumber fadhilah yang disebutkan? Amalannya saja tidak pernah dikenal di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat, bagaimana mungkin ada fadilahnya??

Ini jika mereka bersedia untuk berfikir.

Kedua, beberapa orang ketika diingatkan bahwa shalawat nariyah tidak pernah dikenal dalam islam, dia berontak dan berusaha membela. Bila perlu harus menumpahkan darah, demi shalawat nariyah.

Jika orang ini bersedia untuk berfikir dan merenung, seharunya dia malu dengan tindakannya.

Saya ulangi, mereka yang membela shalawat nariyah, yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa shalawat nariyah tidak pernah dikenal oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. Lantas mengapa harus dibela-bela?

Jika dia membela kalimat laa ilaaha illallah, dan memusuhi orang yang melarang membaca kalimat tauhid itu, ini perjuangan yang bernilai pahala. Karena kalimat tauhid adalah pembeda antara muslim dan kafir.

Tapi membela shalawat nariyah, apanya yang mau dibela? Apakah ini menjadi pembeda antara muslim dan kafir? Atau pembeda antara pengikut Nabi dan musuh Nabi?

Apakah dengan tidak membaca shalawat nariyah orang jadi berdosa? Apakah meninggalkan shalawat nariyah akan masuk neraka?

Bukankah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat tidak pernah mengenalnya dan tidak pernah mengamalkannya? Bukankah shalawat nariyah tidak pernah dikenal dalam islam?

Ini jika dia bersedia untuk berfikir.

Ketiga, jika kita perhatikan, dalam shalawat nariyah terdapat beberapa bait yang maknanya sangat berbahaya. Pengkultusan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semua kaum muslimin menghormati dan mencintai beliau. Namun apapun alasannya, sikap kultus kepada manusia siapapun, tidak pernah dibenarkan dalam islam.

Allah ingatkan status Rasul-Nya kepada umat manusia, bahwa sekalipun beliau seorang nabi & rasul, beliau sama sekali tidak memiliki sifat-sifat ketuhanan.

قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Katakanlah: “Aku tidak berkuasa memberikan manfaat bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. dan Sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Al-A’raf: 188).

Kita perhatikan, Allah sampaikan bahwa Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia biasa, seperti umumnya manusia. Semua sifat manusia ada pada dirinya, sehingga sama sekali tidak memiliki kemampuan di luar batas yang dimiliki manusia. Beliau tidak bisa mendatangkan rizki, tidak mampu menolak musibah dan balak, selain apa yang dikehendaki Allah. Beliau juga tidak bisa mengetahui hal yang ghaib, selain apa yang Allah wahyukan. Hanya saja, beliau adalah seorang uturan, basyir wa nadzir, yang bertugas menjelaskan syariat. Sehingga beliau wajib ditaati sepenuhnya.

Dalam shalawat nariyah, terdapat kalimat pengkultusan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang itu bertentangan dengan kenyataan di atas.

Lafadz tersebut adalah:

تـُــنْحَلُ بِهِ العُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الحَوَائِجُ وَ تُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ

Rincian:

(تنحل به العقد)

: Segala ikatan dan kesulitan bisa lepas karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam

(وتنفرج به الكرب)

: Segala bencana bisa tersingkap dengan adanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam

(وتقضى به الحوائج)

: Segala kebutuhan bisa terkabulkan karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam

(وتنال به الرغائب)

: Segala keinginan bisa didapatkan dengan adanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam

Empat kalimat di atas merupakan pujian yang ditujukan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika kita perhatikan, empat kemampuan di atas merupakan kemampuan yang hanya dimiliki oleh Allah dan tidak dimiliki oleh makhluk-Nya siapa pun orangnya. Karena yang bisa menghilangkan kesulitan, menghilangkan bencana, memenuhi kebutuhan, dan mengabulkan keinginan serta doa, hanyalah Allah. Seorang Nabi atau bahkan para malaikat sekalipun, tidak memiliki kemampuan dalam hal ini.

Seorang guru qiraah memberikan pengumuman kepada para muridnya:

“Siapa yang membuat lagu qiraah SELAIN yang saya ajarkan, saya TIDAK akan memberikan nilai, apapun bentuk lagu qiraah itu. Dan jika lagu qiraah yang baru itu fals, gak enak didengar, akan didenda 100 juta.”

Kira-kira, apa yang akan dilakukan oleh siswa. Dari pada gitu, mending ikutin aja lagu qiraah yang diajarkan guru.

Orang yang mengamalkan shalawat nariyah, apa bisa dia harapkan dari amal ini? Mengharapkan pahala? Pahala dari mana, sementara tidak pernah ada janji pahala, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabat sendiri tidak pernah mengenalnya?

Terlebih dalam shalawat nariyah terdapat kalimat yang membahayakan secara aqidah.

Itu sedikit renungan, jika mereka mau berfikir.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits




Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Apakah Shalat id Bisa Menggantikan Shalat Dhuha?


shalat dhuha di hari raya

Benarkah shalat id menggantikan shalat dhuha?

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Dalam syariat kita ada shalat yang dia menggantikan posisi shalat yang lain. Seperti shalat jumat yang menggantikan posisi shalat dzuhur. Sehingga orang yang sudah shalat jumat, tidak disyariatkan untuk melakukan shalat dzuhur.

Sebaliknya, ketika shalat itu tidak saling menggantikan, maka masing-masing dianjurkan untuk dikerjakan sendiri-sendiri. Diantaranya hubungan antara shalat id dan shalat dhuha. Karena keduanya tidak saling menggantikan, maka masing-masing dianjurkan sendiri-sendiri.

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJmrCLqT3X9SHSS7-LW62qb81mZ1RV9IprtFIlIeqqsnlJBX55DAmbkP6aqv1WKGQX6qgiTYsRuza9u30HqypqZb0ePRZFjg_lYqeAqXWLOphjto-pdi4lPIx_nPDPkkXW-MdAfFyBTSw/s1600/sholat-dhuha.jpg

Dalam Fatwa Lajnah terdapat pertanyaan,

هل صلاة العيدين أو الاستسقاء تنوب عن صلاة الضحى أم لا‏؟‏

Apakah shalat id atau istisqa bisa menggantikan shalat dhuha atau tidak?

Jawaban Lajnah Daimah,

لا تنوب صلاة العيد أو الاستسقاء عن صلاة الضحى‏.

“Shalat id dan istisqa tidak bisa menggantikan shalat dhuha..” (Fatwa Lajnah, no. 6936)

Dalam Fatawa Syabakah Islamiyah dinyatakan,

فصلاة العيد لا تنوب عن صلاة الضحى، فكلاهما عبادة مستقلة مطلوبة لذاتها, فصلاة الضحى من السنن الثابتة بفعل رسول الله صلى الله عليه وسلم وقد رغب في المواظبة عليها، أما صلاة العيد فللعلماء فيها ثلاثة مذهب: الأول أنها  سنة, والثاني أنها فرض عين, والثالث أنها فرض كفاية

Shalat id tidak bisa menggantikan shalat dhuha. Masing-masing ibadah yang berdiri sendiri, masing-masing dianjurkan. Shalat dhuha termasuk sunah yang dianjurkan berdasarkan praktek Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan dianjurkan untuk dirutinkan. Sementara shalat id, ada 3 pendapat ulama di sana: pertama, sunah, kedua, wajib ain, dan ketiga, fardhu kifayah.  (Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 227446)

Karena itu, shalat dhuha tetap dianjurkan setelah melaksanakan shalat id.

Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits




Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !
Ayam Yang Ada di Pasar itu Haram?

Ayam Yang Ada di Pasar itu Haram?




Assalamu’alaikum Wr. Wb,

Saya punya pertanyaan yang butuh jawaban tuntas dari orang seperti pak Ustadz, yang saya anggap lebih banyak mengerti hukum syariah.
Bagaimana cara kita meyakini bahwa daging yang dijual orang benar-benar disembelih dengan menyebut basmallah. Kalau ternyata tidak membaca basmallah, apakah kita telah makan makanan yang haram?
Adakah pendapat yang membolehkan kita menyembelih tanpa baca basmalah? Dan apa dalilnya?

Syukran.

Wassalamu’alikum Wr. Wb


Pak Ahmad <asd*fab@gmail.com>

Jawab:

Wa alaikumus salam wa rahmatullah

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Pertama, kita perlu memahami satu kaidah baku dalam masalah sembelihan,

‘Bahwa hukum asal daging dan sembelihan adalah haram.’

Imam as-Sa’di mengatakan,

اللحوم الأصل فيها التحريم حتى يتيقن الحل ، ولهذا إذا اجتمع في الذبيحة سببان : مبيح ومحرم ، غلب التحريم

Hukum asal daging adalah haram, sampai kita yakin halal. Karena itu, ketika ada binatang yang mati tidak jelas sebabnya, bisa mati karena sebab mubah atau sebab haram, maka dipilih mati dengan sebab haram (tidak boleh dikonsumsi). (Risalah al-Qawaid al-Fiqhiyah, hlm. 29).

Diantara dalil yang menunjukkan kaidah ini adalah hadis dari Adi bin Hatim Radhiyallahu ‘anhu, sahabat yang diajari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang buruan yang halal dan haram,

إِذَا أَرسَلتَ كَلبَكَ وَسَمَّيتَ فَأَمسَكَ وَقَتَلَ فَكُل ، وَإِن أَكَلَ فَلَا تَأكُلْ فَإِنَّمَا أَمسَكَ عَلَى نَفسِهِ ، وَإِذَا خَالَطَ كِلَابًا لَم يُذكَرِ اسمُ اللَّهِ عَلَيهَا فَأَمسَكنَ وَقَتَلنَ فَلَا تَأكُلْ ، فَإِنَّكَ لَا تَدرِي أَيُّهَا قَتَلَ ، وَإِن رَمَيتَ الصَّيدَ فَوَجَدتَهُ بَعدَ يَومٍ أَو يَومَينِ لَيسَ بِهِ إِلَّا أَثَرُ سَهمِكَ فَكُل ، وَإِن وَقَعَ فِي المَاءِ فَلَا تَأكُلْ

“Jika ketika kamu melepas anjing pemburu, kamu membaca Basmillah, lalu dia berhasil menangkap dan mematikan buruannya, silahkan kamu makan. Dan jika anjingmu menangkap buruan itu lalu dia makan sebagian, jangan kamu makan. Karena berarti dia menangkap untuk dirinya sendiri. Jika turut bergabung anjing lain yang ketika berburu tidak dibacakan nama Allah, lalu mereka berhasil menangkapnya dan membunuh buruannya, jangan kau makan. Karena kamu tidak tahu, anjing mana yang membunuh binatang buruan itu. Jika kamu memanah binatang, kemudian kamu baru menemukannya setelah sehari atau dua hari, dan tidak ada bekas luka selain panahmu, silahkan makan. Jika kamu memanah dan jatuh ke air, jangan kamu makan.” (HR. Ahmad 18753 & Bukhari 5484).

Anda bisa perhatikan dalam hadis di atas, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang Adi bin Hatim untuk memakan binatang buruan yang meragukan. Dalam hadis di atas, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan 3 hal yang meragukan ketika berburu,

    Anjing buruan makan sebagian hewan yg diburu. Ini menjadi haram, karena berarti dia berburu untuk dimakan sendiri dan bukan untuk tuannya.
    Jika ada anjing liar yang turut memburu binatang buruan itu, kemudian mereka bisa menangkap buruan itu. Ini menjadi haram, karena tidak jelas mana yang membunuh hewan buruan itu. Di sana ada kemungkinan, anjing liar itu yg membunuhnya. Padahal dia lepas tanpa basmalah.
    Ketika hewan yang dipanah jatuh ke air, lalu mati. Ini menjadi haram. Karena kita tidak tahu, apakah dia mati disebabkan luka panah atau mati karena tenggelam.

Ibnul Qoyim menjelaskan,

لما كان الأصل في الذبائح التحريم ، وشك هل وجد الشرط المبيح أم لا ، بقي الصيد على أصله في التحريم

Mengingat hukum asal dalam sembelihan adalah haram, dan diragukan apakah memenuhi syarat sembelihan yang benar ataukah tidak, maka binatang buruan kembali kepada hukum asalnya, yaitu haram. (I’lamul Muwaqqi’in, 1/340).

Kedua, apa acuan untuk memahami bahwa daging ini halal?

Apakah harus sampai taraf yakin? Ataukah cukup dengan dugaan kuat dan indikator lahiriyah saja?

Sebagai ilustrasi,

Ketika kita mendapatkan sekerat daging ayam untuk dimakan. Ada 2 pertanyaan di sana:

Apakah kita harus yakin 100% bahwa daging ini dari ayam yang disembelih secara syar’i?

Ataukah cukup dengan melihat indikator lahiriyah sehingga kita memiliki dugaan kuat ini halal?

Jika jawabannya: harus yakin 100%, maka kita tidak boleh mengkonsumsi daging ayam itu, sampai kita tahu siapa yang menyembelih, kemudian kita kepadanya, bagaimana cara dia menyembelih. Sehingga kita bisa yakin, ini daging disembelih secara syar’i.

 http://images.suaradesa.timesindonesia.co.id/1440574631-Harga-Daging-Ayam-Kompak-Meroket-di-Berbagai-Daerah.jpg

Kita akan simak beberapa dalil terkait masalah ini, sehingga kita bisa lihat, apakah harus sampai derajat yakin atau cukup melihat indikator lahir.

Pertama, hadis dari A’isyah Radhiyallahu ‘anha,

أَنَّ قَوْمًا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِنَّ قَوْمًا يَأْتُونَنَا بِاللَّحْمِ لاَ نَدْرِى أَذَكَرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ أَمْ لاَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – “سَمُّوا اللَّهَ عَلَيْهِ وَكُلُوهُ ” قَالَتْ وَكَانُوا حَدِيثِى عَهْدٍ بِالْكُفْرِ

“Ada beberapa orang yang bertanya, “Ya Rasulullah, ada orang yang memberikan daging kepada kami. Sementara kami tidak tahu, apakah ketika dia menyembelih membaca basmalah ataukah tidak?”

Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Baca basmalah dan silahkan makan.”

Kata A’isyah: “Mereka baru saja masuk islam.” (HR. Bukhari 2057)

Perintah untuk membaca basmalah pada hadis di atas adalah membaca basmalah ketika makan. Bukan membaca basmalah dalam rangka menghalalkan daging itu. Tentu bacaan basmalah setelah hewan disembelih, tidak memberi pengaruh apapun.

Dalam hadis ini, acuan halal haram sembelihan yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi konsumen adalah dengan melihat agama yang menyembelih. Selama dia muslim, sembelihannya halal. Dan kita tidak diperintahkan untuk inspeksi serta menanyakan bagaimana cara dia menyembelih.

Di situlah arti penting dari catatan yang diberikan A’isyah di akhir hadis: “Mereka baru saja masuk islam.”

Sahabat ini menanyakan apakah daging ini halal atau haram, karena yang menyembelih baru masuk islam. Yang bisa jadi, karena kebiasaan lamanya, dia akan menyembelih dengan menyebut nama berhala mereka. Namun dugaan ini tidak berlaku, dan dianggap sebagai kemungkinan lemah. Karena acuannya dikembalikan kepada agama yang menyembelih. Dan sembelihan setiap muslim dianggap sah.

Al-Hafidz Ibnu Hajar menjelaskan,

ويستفاد منه أن كل ما يوجد في أسواق المسلمين محمول على الصحة ، وكذا ما ذبحه أعراب المسلمين ؛ لأن الغالب أنهم عرفوا التسمية ، وبهذا الأخير جزم ابن عبد البر فقال : فيه أن ما ذبحه المسلم يؤكل ويحمل على أنه سمَّى ؛ لأن المسلم لا يظن به في كل شيء إلا الخير ، حتى يتبين خلاف ذلك

Disimpulkan dari hadis ini, bahwa daging yang beredar di pasar kaum muslimin dipahami sebagai daging yang sah (sembelihannya). Demikian pula hewan yang disembelih kaum muslimin baduwi pedalaman. Karena umumnya, mereka paham tentang tasmiyah (membaca basmalah ketika menyembelih). Keterangan ini yang ditegaskan Ibnu Abdil Bar. Beliau menyatakan, bahwa apa yang disembelih kaum muslimin boleh langsung dimakan dan diyakini dia membaca basmalah ketika menyembelih. Karena tidak boleh memberikan persangkaan kepada seorang muslim kecuali yang baik. Sampai kita mendapatkan bukti sebaliknya. (Fathul Bari, 9/635).

Bahkan Ibnul Qoyim menyebutkan bahwa ulama sepakat, boleh jual beli daging tanpa harus bertanya-tanya tentang jaminan kehalalannya. Beliau mengatakan,

وأجمعوا على جواز شراء اللحمان والأطعمة والثياب وغيرها من غير سؤال عن أسباب حلها … بل هو اكتفاء بقبول قول الذابح والبائع … حتى لو كان الذابح والبائع يهوديا أو نصرانيا أو فاجرا اكتفينا بقوله في ذلك ولم نسأله عن أسباب الحل

Ulama sepakat bolehnya membeli daging, makanan, pakaian, atau yang lainnya, tanpa harus mempertanyakan jaminan kehalalannya. Bahkan cukup dengan menerima keterangan penyembelih dan penjual. Sekalipun yang menyembelih beragama yahudi, nasrani, atau orang fasik, kita hanya cukup berdasarkan keterangan darinya. dan tidak perlu mempertanyakan jaminan kehalalannya. (I’lam al-Muwaqqi’in, 2/255).

Ketiga, khusus bagi anda yang pernah menyaksikan langsung cara penyembelihan yang tidak syar’i atau anda memiliki bukti yang sangat jelas bahwa penyembelihannya tidak syar’i, maka anda tidak boleh mengkonsumsinya.

Beberapa laporan yang sampai kepada kami ada tempat pemotongan ayam yang sama sekali tidak membaca basmalah ketika menyembelih. Ada juga yang melihat, ada pemotong yang menyembelih puluhan ayam sambil bernyanyi, mengikuti irama lagu yang ada di radio.

Ada juga yang melihat dia memotong ayam dengan hanya ditusuk menggunakan sujen (tusuk sate), sehingga tenggorokan dan uratnya tidak putus.

Atau pemotong hanya melukai sedikit bagian leher kemudian ayam langsung dilempar ke air mendidih. Sehingga bisa dipastikan dia mati karena digodog.

Semua ini bukti bahwa ayam ini mati tanpa disembelih secara syar’i, dan statusnnya bangkai.

Dan jika kita mendapatkan bukti itu, jangan disentuh karena itu bangkai.

Sebaliknya, bagi anda yang tidak mendapatkan bukti itu, maka halal bagi anda untuk mengkonsumsi daging ayam tersebut.

Allahu a’lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits


Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Apakah Benar Mimpi Bagian dari Kenabian?


mimpi nabi

Benarkah mimpi benar itu bagian dari mukjizat? Katanya ada hadis bahwa mimpi benar adalah bagian dari kenabian.

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Hadis yang berbicara masalah ini ada beberapa bentuk redaksi. Diantaranya,

[1] Dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رُؤْيَا الْمُؤْمِنِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ

“Mimpi seorang mukmin adalah 1 dari 46 bagian kenabian.” (HR. Bukhari 6987, Muslim 6043 dan yang lainnya).

[2] Hadis dari Abu Said al-Khudri, Abu Hurairah dan Ibnu Umar  radhiyallahu ‘anhum, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ

“Mimpi yang baik adalah 1 dari 46 bagian kenabian.” (HR. Bukhari 6989 & Muslim 6049)

[3] Hadis dari Abu Said radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رُؤْيَا الرَّجُلِ الْمُسْلِمِ الصَّالِحِ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ

“Mimpi seorang muslim yang soleh adalah 1 dari 46 bagian kenabian.” (HR. Ibnu Majah 3895 dan dishahihkan al-Albani).

Ulama berbeda pendapat mengenai makna hadis ini. Namun sebelum menyebutkan perbedaan pendapat itu, ada beberapa prinsip yang penting untuk kita perhatikan,

Pertama, bahwa kenabian itu murni hibah (pemberian) dan anugrah dari Allah. sehingga tidak bisa diupayakan oleh manusia. Sehebat apapun kesolehan seseorang, tidak bisa jadi sebab dia terangkat menjadi nabi. Dan Allah memilih siapa diantara hamba-Nya untuk menjadi nabi dan rasul sesuai kehendak-Nya. Allah berfirman,

اللَّهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا وَمِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ

Allah yang memilih para utusan dari kalangan malaikat dan dari kalangan manusia. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. al-Hajj: 75)

Kedua, kenabian itu satu kesatuan, dan tidak bisa dibagi. Karena itu, tidak ada istilah mendapat setengah kenabian, atau sepertiga kenabian, termasuk tidak ada 1/46 kenabian.

Karena itu, ketika ada orang yang mengalami mimpi benar, bukan berarti itu tanda bahwa dia memiliki seper-empat puluh enam kenabian. Atau 1/46 bagian dia menjadi nabi.

Ibnul Atsir menjelaskan hadis di atas dengan mengatakan,

وليس المعنى أن النبوة تتجزأ ولا أن من جمع هذه الخلال كان فيه جزء من النبوة فإن النبوة غير مكتسبة . ولا مجتلبة بالأسباب وإنما هي كرامة من الله تعالى

Hadis ini tidak bermakna bahwa kenabian itu bisa terbagi. Tidak juga berarti bahwa orang yang mengalami mimpi semacam ini berarti memiliki satu bagian kenabian. Karena kenabian itu tidak bisa diupayakan. Dan tidak bisa dicari dengan melakukan berbagai sebab. Kenabian adalah anugrah dari Allah ta’ala. (an-Nihayah fi Gharib al-Atsar, 1/741).

Ketiga, bahwa mimpi manusia biasa bukan wahyu. Mimpi yang berstatus wahyu hanya mimpi para nabi. Selain nabi, tidak mendapat wahyu dari mimpi.

Karena itu, apa yang dilihat para nabi dalam mimpi adalah perintah atau realita yang akan terjadi atau berita dari Allah. Ketika Allah perintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih Ismail, Allah perlihatkan dalam mimpi, beliau menyembelih Ismail. Nabi Ibrahim-pun menyampaikan hal ini kepada Ismail,

قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ

Ibrahim mengatakan, “Wahai anakku, aku bermimpi menyembelih, bagaimana menurut kamu?” jawab Ismail, “Wahai bapakku, lakukanlah apa yang diperintahkan untukmu..” (QS. as-Shaffat: 102).

Ketika Ismail diminta pendapat, beliau mengatakan, “lakukanlah apa yang diperintahkan untukmu..” Ismail memahami, mimpi ayahnya adalah perintah dari Allah.

Ibnu Abdil Bar membawakan riwayat dari al-Muzanni,

سمعت الشافعي يقول: رؤيا الأنبياء وحي ـ وقد روينا عن ابن عباس ـ رضي الله عنه ـ أنه قال: رؤيا الأنبياء وحي

Aku mendengar as-Syafii mengatakan, ‘Mimpi para nabi adalah wahyu. Kami mendapat riwayat dari Ibnu Abbas – radhiyallahu ‘anhu- yang mengatakan, bahwa mimpi para nabi adalah wahyu.’ (at-Tamhid, 6/393).

Berbeda dengan mimpi selain nabi. Mimpi manusia biasa bukan wahyu. Karena ada keterlibatan setan dan bawaan perasaan. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الرُّؤْيَا ثَلاَثٌ حَدِيثُ النَّفْسِ ، وَتَخْوِيفُ الشَّيْطَانِ ، وَبُشْرَى مِنَ اللَّهِ

“Mimpi itu ada tiga macam: bisikan hati, ditakuti setan, dan kabar gembira dari Allah.” (HR. Bukhari 7017)

Sementara selain nabi, kalaupun mimpi itu benar, sifatnya adalah hanya kabar gembira dari Allah, dan bukan wahyu. Fungsinya sebagaiisti’nas, informasi agar tidak membuat kaget. Itulah yang dimaksud kabar gembira dari Allah.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvqYiRGm9-WFZ1OQl7siMmlWzlGU1mAQf5IoNLA5cgECh8vO2gLt2ArrIIr8ut8zQamVxeT8KFTnzm_eQ46pMh92B2QcX65T63D_jomPiBeoAUehSWjg4ifQnoQyAgaHN95WwnSgPB1JI/s500/arti+mimpi.jpg

Perbedaan Pendapat Ulama dalam Memahami Hadis Mimpi

Kita kembali ke hadis di atas. Ulama berbeda pendapat mengenai makna hadis di atas,

Pertama, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah selama 23 tahun. Jika dibagi per-enam bulan (semester) berarti ada 46 semester.

Disebutkan dalam riwayat, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengalami banyak mimpi yang benar sebelum beliau diangkat jadi nabi. Sementara mimpi benar itu berlangsung selama 6 bulan. Sehingga rentang masa mimpi benar itu adalah seper-empat puluh enam dari kenabian.

Namun pendapat ini ditolak oleh ulama lainnya, dan mereka mengatakan bahwa mimpi benar yang dialami Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum jadi nabi, tidak dijelaskan berala lama rentang waktunya.

An-Nawawi ketika menyebutkan pendapat ini mengatakan,

وقد قدح بعضهم في الأول بأنه لم يثبت أن أمد رؤياه صلى الله عليه وسلم قبل النبوة ستة أشهر

Sebagian ulama membantah pendapat pertama, tidak dijumpai riwayat shahih bahwa rentang masa mimpi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum nubuwah adalah selama 6 bulan. (Syarh Sahih Muslim, 15/21).

Kedua, mimpi benar merupakan seper-sekian dari kenabian karena dalam mimpi yang benar akan ditampakkan sesuatu yang ghaib, ada kemiripan dengan kenabian. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan, mimpi benar itu adalah seper-empat puluh enam kenabian. Namun bagaimana rinciannnya dan seperti apa bentuk-bentuk mimpinya, tidak ada tahu kecuali Allah.

Sehingga ketika ada orang yang bermimpi benar, apakah ini termasuk bagian dari kenabian? Jawabannya, tidak bisa kita pastikan. Demikian keterangan Ibnul Arabi. (Fathul Bari, 12/364)

Ketiga, bahwa mimpi yang benar itu seperti karakter kenabian. Sebagaimana akhlak terpuji juga peninggalan dari sifat kenabian.

Sehingga hadis ini semakna dengan hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْهَدْىَ الصَّالِحَ وَالسَّمْتَ الصَّالِحَ وَالاِقْتِصَادَ جُزْءٌ مِنْ خَمْسَةٍ وَعِشْرِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ

Akhlak terpuji, perangai yang baik, dan bersikap sederhana adalah satu dari 25 bagian kenabian. (HR. Ahmad 2698 & Abu Daud 4778 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth)

Artinya, sifat ini menjadi kelebihan dan keunggulan dari para nabi, yang bisa saja dimiliki oleh selain nabi. Meskipun hanya dengan sifat ini, orang tidak bisa menjadi nabi. Sehingga tidak mungkin, hanya dengan sebatas suka berbuat baik, berakhlak baik, orang bisa jadi nabi. Sebagaimana pula, orang yang mengalami mimpi benar, tidak serta-merta memiliki seper-sekian kenabian. (Syarh Sahih Muslim, an-Nawawi, 15/21).

Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits



Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Pelaku Zina, Siap-siap Dapatkan 4 Siksa Mengerikan Ini


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbIpfjl-YF9CVxQonSO-K236cZoTmXPjBdIhE0FvJi0XAKhKjhul2vSlNH4G2-BqZNtLjoX0k6aNTq90k77WtV-EGIu-1UxJTgY4zJygmFfkolIrdUqWyl_wIg0IVLuUGgYnodWgJJVR0/s1600/Inilah+Azab+Bagi+Kaum+Wanita+Di+Neraka.jpg

KITA tahu bahwa perbuatan zina itu adalah dosa besar. Tetapi, pengetahuan itu seakan tidak digubris. Kini, marak para pelaku zina. Bahkan, bukan lagi di tempat khusus, yang dilakukan oleh orang yang memang bekerja sebagai pelacur. Para remaja pun banyak yang melakukannya.

Kita tahu kan, bahwa siapa saja yang berbuat dosa, maka ia akan mendapatkan balasannya? Begitu pula dengan perbuatan zina. Sedikitnya, pezina akan memperoleh empat siksaan. Apa sajakah itu?

Dikatakan bahwa siksaan bagi pezina di antaranya,

1. Tidak Akan Diajak Bicara Oleh Allah Saat Hari Kiamat

Rasulullah ﷺ bersabda, “Tiga orang yang tidak akan diajak berbicara oleh Allah pada hari kiamat dan tidak akan dilihat serta disucikan, pun bagi mereka adzab yang pedih; seorang tua yang berzina, raja yang pendusta, dan orang miskin yang congkak,” (Diriwayatkan Muslim, An-Nasa’i, dan Ibnu Mandah dari Abu Hurairah).

2. Kekal dalam Neraka

Abdullah bin Mas’ud berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, ‘Apakah dosa yang paling besar di sisi Allah Ta’ala?’ Beliau menjawab, ‘Yaitu kamu menjadikan sekutu bagi Allah padahal Dialah yang menciptakanmu.’ Sungguh itu sangatlah besar. ‘Lalu apa lagi?’ tanyaku kembali. Beliau menjawab, ‘Yaitu kamu membunuh anakmu karena takut kelak ia makan bersamamu.’ ‘Lalu apa lagi,’ tanyaku lagi. Beliau menjawab, ‘Yaitu kamu berzina dengan kekasih (maksudnya istri) tetanggamu.’

Maka Allah Ta’ala menurunkan pembenaran dari sabda beliau dengan firman-Nya, ‘Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipatgandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu dalam keadaan terhina, kecuali siapa saja yang bertaubat’,” (Al-Furgan: 68-70) [Diriwayatkan Ahmad, An-Nasa’i, dan Ibnu Hibban dengan lafal ini. Dan diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Ibnu Hibban, dan Ahmad, tanpa menyebut ayat ini].

Lihatlah, dari riwayat hadis di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa Allah Ta’ala telah menyertakan penyebutan perbuatan zina dengan istri tetangga masuk dalam dosa besar selain menyekutukan Allah dan membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh kecuali dengan alasan yang dibenarkan syara’.

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK4mS3d-NSKIVoXaUl0JuwWcjvMaoGFUQaFtabjMVE81_jRnlcOCpBNGMdjjJL3EjO35bREGKLxPG5iav-8J_eIxgGZLy_1aqtlc-HzflvctehBvRCbc7Ihj0UBqxQBusxz7N4hzeWGHCo/s1600/www.berimanblo.blogspot.com,,azab%2Bbagi%2Bpemakan%2Bharta%2Baanak%2Byatim.jpg

3. Dijilat Api Neraka

 lmam Bukhari meriwayatkan hadis tidur Nabi ﷺ yang diriwayatkan oleh Samurah bin Jundub. Dalam hadis itu disebutkan bahwa beliau ﷺ didatangi oleh malaikat Jibril dan Mikail. Beliau berkisah, “Kami berangkat pergi sehingga sampai di suatu tempat semisal ‘tannur’ bagian atasnya sempit sedangkan bagian bawahnya luas. Dari situ terdengar suara gaduh dan ribut-ribut. Kami menengoknya, ternyata di situ banyak laki-laki dan perempuan telanjang. Jika mereka dijilat api yang ada di bawahnya mereka melolong oleh panasnya yang dahsyat. Aku bertanya, ‘Wahai Jibril, siapakah mereka?’ Jibril menjawab, ‘Mereka adalah para pezina perempuan dan laki-laki. Itulah adzab bagi mereka sampai tibanya hari kiamat’,” (Diriwayatkan Al-Bukhari, Ibnu Hibban, Ath-Thabrani, dan Ahmad, dalam hadist panjang dari Samurah).

Para ulama berkata, “Ini adalah hukuman bagi pezina perempuan dan laki-laki yang masih bujang, belum menikah di dunia. Jika sudah menikah walaupun baru sekali seumur hidup, maka hukuman bagi keduanya adalah dirajam dengan bebatuan sampai mati. Demikian pula telah ternaskan dalam hadis dari Nabi bahwasanya jika hukuman qishash ini belum dilaksanakan bagi keduanya di dunia dan keduanya mati dalam keadaan tidak bertaubat dari dosa zina itu, niscaya keduanya akan diadzab di neraka dengan cambuk api.”

Dalam kitab Zabur tertulis, “Sesungguhnya para pezina itu akan digantung pada kemaluan mereka di neraka dan akan disiksa dengan cambuk besi. Maka jika mereka melolong karena pedihnya cambukan, malaikat Zabaniyah berkata, ‘Ke mana suara ini ketika kamu tertawa-tawa, bersuka ria dan tidak merasa diawasi oleh Allah serta tidak malu kepada-Nya’.”

4. Ditempatkan di Pintu Neraka Paling Busuk Baunya

Tentang tafsir bahwa Jahannam itu ‘ia memiliki tujuh pintu‘ (Al-Hijr: 44), Atha’ berkata, “Pintu yang paling hebat panas dan sengatannya dan yang paling busuk baunya adalah pintu yang diperuntukkan bagi para pezina yang berzina setelah mereka tahu keharamannya.”

Makhul ad-Dimasyqiy berkata, “Para penghuni neraka mencium bau busuk berkata, ‘Kami belum pernah mencium bau yang Iebih busuk dari bau ini.’ Dijelaskan kepada mereka, ‘ltulah bau kemaluan para pezina’.”

Ibnu Zaid, salah seorang imam dalam bidang tafsir berkata, “Sesungguhnya bau kemaluan para pezina itu benar-benar menyiksa para penghuni neraka.”

Begitu pedihnya siksaan yang akan diterima bagi para pezina. Maka, jika Anda sudah terjerumus pada perbuatan itu, sebelum terlambat, segeralah bertaubat. Taubatlah dengan sesungguh-sungguhnya taubat. Yakni menyesali dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Yakinlah, Allah itu Maha Penerima Taubat.


Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Benarkah Menikahi Janda Menjadi Sumber Rizki dan Berkah?

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirOLPb_wDJhhyZJhBhYWWZQHnLgPZHZjxM870v4FlED-xmMxELchsyZUqwnvptGOwyHQv6VYtctqDEUV81eGgt7Pp45wYBr766BDc1BkltyNVeFASEtyJin7kBwtXtyLampCNWWqsQ8n0a/s1600/Wallpaper-bunga-sakura-23.jpg

TANYA: Benarkah menikahi janda itu berkah? Memudahkan mendapat rizki?

JAWAB: Kami kutip dari Konsultasisyariah.com, mengenai keberkahan menikahi wanita, berlaku baik menikahi janda maupun gadis. Dalam al-Quran, Allah menjanjikan kecukupan untuk mereka yang menikah,

وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ

“Kawinkanlah orang-orang yang masih lajang diantara kalian, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari budak-budak lelaki dan budak-budak perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya”. (QS. an-Nur: 32).

Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثَةٌ كُلُّهُمْ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ عَوْنُهُ الْمُجَاهِدُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالنَّاكِحُ الَّذِى يُرِيدُ الْعَفَافَ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِى يُرِيدُ الأَدَاءَ

“Ada 3 orang yang dijamin oleh Allah untuk membantunya: Mujahid fi sabilillah, orang yang menikah karena menjaga kehormatan dirinya, dan budak yang hendak menebus dirinya untuk merdeka.” (HR. Nasa’i no. 3133, Turmudzi no. 1756 dan dihasankan al-Albani).

Dan ini berlaku umum untuk semua pernikahan, baik menikahi gadis maupun janda. Sebagaimana dinyatakan oleh A’isyah radhiyallahu ‘anha,

تَزَوَّجُوا النِّسَاءَ يَأتِينَكُم بِالأَمْوَالِ

“Nikahilah wanita, karena akan mendatangkan harta bagi kalian”. (HR. Hakim 2679 dan dinilai ad-Dzahabi sesuai syarat Bukhari dan Muslim).

Pahala Menafkahi Janda

Hanya saja, di sana ada keutamaan khusus bagi orang yang menafkahi janda.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

السَّاعِى عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ، أَوْ كَالَّذِى يَصُومُ النَّهَارَ وَيَقُومُ اللَّيْلَ

Orang yang berusaha memenuhi kebutuhan janda dan orang miskin, pahalanya seperti mujahid fi Sabilillah atau seperti orang yang rajin puasa di siang hari dan rajin tahajud di malam hari. (HR. Bukhari 6006 & Muslim 7659)

Pahala yang luar biasa, dan kesempatan bagi siapapun yang saat ini bercita-cita ingin mendapatkan pahala jihad. Semoga bisa dikumpulkan bersama para mujahidin.

Ibnu Batthal dalam syarh Shahih Bukhari mengatakan,

من عَجَز عن الجهاد في سبيل الله، وعن قيام الليل، وصيام النهار – فليعملْ بهذا الحديث، ولْيسعَ على الأرامل والمساكين؛ لِيُحشر يومَ القيامة في جملة المجاهدين في سبيل الله، دون أن يَخطو في ذلك خُطوة، أو يُنفق درهمًا، أو يلقى عدوًّا يرتاعُ بلقائه، أو ليحشر في زُمرة الصائمين والقائمين

Siapa yang tidak mampu berjihad di jalan Allah, tidak mampu rajin tahajud atau puasa di siang hari, hendaknya dia praktekkan hadis ini. Berusaha memenuhi kebutuhan hidup janda dan orang miskin, agar kelak di hari kiamat dikumpulkan bersama para mujahidin fi Sabilillah. Tanpa harus melangkah di medan jihad atau mengeluarkan biaya, atau berhadapan dengan musuh. Atau agar dikumpulkan bersama orang yang rajin puasa dan tahajud. (Syarh Shahih Bukhari – Ibnu Batthal)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTBhZP-awzdvemI8XTabGyM52DM0qIXvsaO1xdw0oWerPitFiZE8y6dGJ_i0FiAq8uQTO6rOeSVl2GFxGocAttoV5qUxDsQKKuAtEppiH8zDOCHxUAYyikdEwOJ3wA6kZ-xolslePkYksj/s1600/mawar-merah.jpg

Apa makna menafkahi janda?

Hadis di atas memotivasi untuk menafkahi janda, bukan menikahi janda. Meskipun bisa juga amal baik seorang lelaki ditunjukkan dalam bentuk menikahi janda. Dan jika janda ini dinikahi maka statusnya bukan lagi janda.

Akan tetapi hadis ini menganjurkan untuk memenuhi kebutuhan janda. Terutama janda tua yang tidak memiliki keluarga yang bisa memenuhi kebutuhannya.

An-Nawawi mengatakan,

المراد بالساعي الكاسب لهما العامل لمؤنتهما

Yang dimaksud “berusaha memenuhi nafkah” artinya bekerja untuk memenuhi kebutuhan nafkah janda. (Syarh Shahih Muslim, 18/112)

Allahu a’lam.

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Sejarah Kelam (17 September): Warga Palestina Dibantai Kristen Falangis di Beirut


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqv3J_N9S7AdWeUOgweDEwQwsEuiZqx63gSTMohoZcyBWXnefOquH0DaFSRm7LkPzVQ8PbPxnYr78-qdiVWqynI7a7JUSUEBRph0NHRg13gCCEFydNYmD4sdekhS-5W_OHr5Yil7plU0E/s1600/sabra-shatila+massacre.jpg

17 September 1982, sekitar lebih dari seribu warga Palestina tewas dibantai oleh pasukan Lebanon komplotan Kristen Falangis di kamp-kamp pengungsi Sabra dan Shatila di Beirut, Lebanon.

Pembantaian massal itu disinyalir upaya balas dendam atas pembunuhan Presiden Lebanon Bashir Gemayel. Pasukan Israel yang tiba di tempat kejadian perkara beberapa jam setelah Gemayel dibunuh, dituduh ikut membantu Lebanon melakukan pembantaian.

Seorang perawat di Rumah Sakit Akka dekat Shatila mengungkapkan bahwa pasukan Lebanon menembaki pengungsi Palestina tanpa pandang bulu.

http://www.pesantrenglobal.com/wp-content/uploads/2013/08/black-sunday-of-Palestina.jpg

“Salah satu anak menuturkan, pasukan Falangis itu menendang pintu dan menembak seluruh keluarga yang ada dihadapannya. Ia satu-satunya yang selamat,” kata dia, lansir BBC History.

Pengungsi yang berusaha kabur juga tak luput dari tembakan. Pasukan bahkan membunuh bayi-bayi tak berdosa yang ada di sana.

Presiden AS Ronald Reagan memberikan tanggapan atas pembantaian itu. Menurutnya, serangan itu sangat menakutkan, bahkan bagi dirinya sendiri.

“Mereka yang berbuat jahat, harus mendapatkan kemarahan dan rasa jijik dari kami,” kata dia.


Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Belajar Keluasan Ilmu dari Seorang Ulama Besar Imam Ibnul Qayyim


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi67kOWn2Q8tPWlDVixcigmYiKn3GlmhGixu9yZGBAUI9zu7zCxvhZyZwC3sHWX_DdsxWCvxInpw5z0JDWw8zFAaaFpp-zaGUP42q0DrnfSKyMsB9vpqnZK1WP6UNbKghu7RdA8-lspC2M/s1600/03.jpg

ILMU merupakan hal yang sangat penting bagi ummat muslim. Tak heran jika kita temukan para orang-orang shalih terdahulu begitu luas ilmunya. Salahsatunya kita kenal dengan Imam Ibnul Qayyim. Beliau sangat menonjol dalam ragam ilmu-ilmu islam. Dalam setiap disiplin ilmu beliau telah memberikan sumbangsih yang sangat besar.

Murid beliau, al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali, mengatakan, “Beliau menyadur fiqh dalam mazhab Imam Ahmad, dan beliau menjadi seorang yang menonjol dalam mazhab dan sebagai seorang ahli fatwa. Beliau menyertai Syaikhul Islam Taqiyuddin dan menimba ilmu darinya. Beliau telah menunjukkan kemahiran beliau dalama banyak ilmu-ilmu Islam. Beliau seorang yang mengerti perihal ilmu Tafsir yang tidak ada bandingannya.

Dalam ilmu Ushul Fiqh, beliau telah mencapai puncaknya. Demikian pula dalam ilmu hadits dan kandungannya serta fiqh hadits, segala detail inferensi dalil, tidak ada yang menyamai beliau dlam hal itu. Sementara dalam bidang ilmu Fiqh dan ushul Fiqh serta bahasa Arab, beliau memiliki jangkauan pengetahuan yang luas.

Beliau juga mempelajari ilmu Kalam dan Nahwu serta ilmu-ilmu lainnya. Beliau seorang yang alim dalam ilmu suluk serta mengerti secara mendalam perkataan dan isyarat-isyarat ahli tasawuf serta hal-hal spesifik mereka. Beliau dalam dalam semua bidang keilmuan ini memiliki jangkauan yang luas.”


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5kGOBOxm2fcWojn1KmYJ92SHaCHxFWorT75ng3uVlaraQaaAp3M9kErc7_gjaBpt65didguVL8oxCeAx3GG2jsEz4vnNgmUu5OjdcIbZCj8pN9ZHuGT9m1ROB40UYBx_pR1pKvmFvyPyr/s1600/319091_242843379091660_100000980004169_707641_1827714_n.jpg

Murid beliau yang lain, yakni al-Hafizh al-Mufassir Ibnu Katsir mengatakan, “Beliau menyimak hadits dan menyibukkan diri dalam ilmu hadits. Dan beliau menunjukkan kematangan dalam banyak ragam ilmu Islam terlebih dalam ilmu Tafsir, hadits dan Ushul Fiqh serta Qawa`id Fiqh.

Ketika Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah kembali ke negeri Mesir, beliau lalu mulazamah kepadanya hngga Syaikhul islam wafat. Beliau menimba ilmu yang sangat banyak darinya disertai dengan kesibukan beliau dalam hal ilmu sebelumnya. Akhirnya beliau adalah yang paling diunggulkan dalam banyak ilmu-ilmu Islam, …”

Adz-Dzahabi berkata, “Beliau telah memberikan perhatian pada ilmu hadits, matan maupun tentang hal ihwal perawinya. Dan beliau juga berkecimpung dalam ilmu fiqh, dan membaguskan penempatannya, …”

Ibnu Nashiruddin ad-Dimasyqi berkata, “Beliau menguasai banyak ilmu-ilmu Islam telebih dalam ilmu tafsir, ushul baik berupa inferensi zhahir maupun yang tersirat (mafhum).”

Al-‘Allamah ash-Shafadi mengatakan, “Beliau sangat menyibukkan diri dengan ilmu dan dalam dialog. Juga bersungguh-sungguh dan terfokuskan dalam menuntut ilmu. Beliau telah menulis banyak karya ilmiyah dan menjadi salah seorang dari imam-imam terkemuka dalam ilmu tafsir, hadits, ushul fiqh maupun ushul ilmu kalam, cabang-cabang ilmu bahasa Arab. Syaikhul islam Ibnu Taimiyah tidaklah meninggalkan seorang murid yang semisal dengannya.”

Pujian juga datang dari banyak ulama besar lainnya, semisal dari imam al-‘Allamah Ibnu Taghribardi, al-‘Allamah al-Miqriizi, al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Asqalaani, al-Imam asy-Suyuthi, al-‘allamah asy-Syaukani dan selainnya.

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Inilah Hal yang Membuat Setan Menangis Luar Biasa


http://www.konsultasisyariah.com/wp-content/uploads/2015/08/nikah-dipaksa.jpg

SETAN adalah musuh yang nyata bagi kita. Secara terang-terangan ia menyatakan perang. Mereka sudah berjanji tidak akan membiarkan satu manusia pun luput dari godaannya. Ia akan terus berusaha membuat manusia terjerumus pada perbuatan maksiat yang dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Oleh sebab itu, kita harus bisa mengalahkannya. Kita harus bisa melawan pengaruh setan dalam diri kita. Kita biarkan ia merasakan kegagalan dalam menggoda dan merayu kita. Biarkanlah ia merasakan duka akibat sirna harapannya dalam menjerumuskan manusia.

Tahukah Anda, bahwa setan akan merasakan tangis yang luar biasa? Ya, setan yang menggebu-gebu menggoyahkan keimanan manusia, menangis begitu saja ketika melihat seseorang yang masih tergolong muda sudah melangsungkan pernikahan. Sebab, target utamanya ialah membuat pemuda terjerumus pada zina. Sedang, jika pemuda itu memutuskan untuk menikah, maka mereka akan terhindar dari segala fitnah.

Jabir bin Abdullah mengutarakan, Nabi Muhammad ﷺ bersabda, “Barangsiapa di antara remaja menikah dalam usia muda, maka menangislah setan. Dan dia mengeluh , ‘Aduh celaka aku, agamanya telah terpelihara dari godaanku’,” (HR. Ibnu Addi).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcEC8cwQxE9k-BsALSyqAUmm3GR7HdGPbfEv8bvTExBCxRPfVYWu2bbK-QfgSkogm6M6Ek5j9YWtsCwyWI4mK2Z_fBqJnnUzRIqlFqIZIzv5wjy7R2hEuopzbby3h5uiCnru4S9lziFNLl/s1600/contoh+kado+pernikahan.jpg

Hanya saja, menikah muda ini seringkali dianggap aneh. Kebanyakan orangtua masa kini, lebih menginginkan anaknya menyelesaikan terlebih dahulu karir atau pendidikannya. Padahal, ketika ia sudah menikah pun, karir atau pendidikan itu masih bisa tetap berjalan. Apalagi, setelah ada dukungan dari orang yang menyayangi dirinya hidup dan mati –pasangan hidupnya.

Kita haruslah ingat, bahwa Rasulullah ﷺ pun menganjurkan agar segera menikah. Ketika telah mampu secara materi dan nafsu sudah tak terbendung lagi, maka jangan tunda lagi menikah. Sebagaimana sabda Rasulullah, “Wahai pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu, maka hendaknya menikah karena ia lebih menundukkan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaknya berpuasa sebab ia dapat mengekangnya,” (HR. Bukhari).

Jadi, sudahlah jelas, bahwa kita tidak boleh menunda waktu untuk menikah. Tetapi, jika memang belum memungkinkan, maka berpuasa adalah solusi terbaiknya. 

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Pelaksanaan Witir, Lebih Baik di Awal atau Akhir Malam?

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhujjGXGyMZamcnrSQP_r1CTBiuWPPZcADK_2P8OGRw-mcw3LBYGAuHCjOq7NVKm374snfb9vBIGLNcWSD9v4iFxt-lvvQY2LkfAHPQw8UvhKZgv9frzVHvCgduyp1iZUX5tZoiiHVQpo/s640/keajaiban-shalat-tahajud.jpg

SERINGKALI banyak dari kita yang mendebatkan sesuatu. Terutama perihal ibadah. Tetapi, terkadang mereka lupa, bahwa amalan baik itu ada bukan untuk diperdebatkan, tetapi dilaksanakan. Salah satunya mengenai shalat witir.

 Rasulullah ﷺ menganjurkan kita untuk melaksanakan shalat sunnah yang satu ini. Hanya saja, ada orang-orang yang memperdebatkan perihal waktu pelaksanaannya. Ada yang mengatakan bahwa pelaksanaannya sebelum tidur setelah shalat isya. Ada pula yang mengatakan sesudah tidur setelah shalat tahajud. Lantas, mana yang benar?

Keduanya tidak ada yang salah. Sebab, keduanya juga dilakukan oleh sahabat dekat Rasulullah ﷺ, yakni Abu Bakar Ash Shiddiq dan Umar bin Khaththab.

Abu Qatadah Radhiyallahu ‘Anhu, Imam Abu Dawud, dan Imam Malik bin Anas meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bertanya kepada Abu Bakar, “Kapan engkau mendirikan shalat witir?”

Sahabat sekaligus mertua Nabi ﷺ ini menjawab, “Di awal malam.” Laki-laki yang langsung percaya dengan ajaran Nabi nan mulia ini senantiasa mendirikan shalat witir sebelum tidur.

Tidak jauh dari lokasi sahabat mulia Abu Bakar berdirilah sosok gagah nan tegap dan pemberani, Umar. Kepada laki-laki yang menjadi Khalifah kedua kaum Muslimin ini, Rasulullah ﷺ menyampaikan pertanyaan serupa, “Kapan engkau mendirikan shalat witir?”

Dengan tegas bertabur keyakinan penuh di hati, Umar yang bergelar al-Faruq (pembeda antara kebenaran dan kebatilan) ini berkata, “Di akhir malam.” Ia memilih tidur di awal malam agar dapat bangun dan melakukan munajat kepada Allah Ta’ala dalam tahajjud dan witir di penghujung malam yang terakhir.

 Apa yang dikerjakan oleh Abu Bakar ini merupakan cerminan sifat hazm. Apa itu? Yakni keseriusan terhadap sesuatu dan waspada agar sesuatu itu tidak terlepas dari genggamannya. Ia memilih mendirikan witir di awal malam sebab dia tidak bisa memastikan akan bangun atau tidak di sepertiga malam yang terakhir. Padahal, beliau merupakan sahabat yang kualitas ibadahnya amat mengesankan, senantiasa bangun di akhir malam untuk bermunajat kepada Allah Ta’ala.

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbW1Z8s0kHO9pqVUfwmb1eABswfBlIeQJSqBNGM_CA7MSrXTgtZkzdYY5Tf-of3eQN_3SFs26BGJEK7MJ_13sZcB94G3WhzkUHTALMMwhlhpgQ5FQBAj-8zFlcKxXTLR6ji6jwOSIp0-M/s1600/Ilustrasi+sholat+witir.jpg

Sedangkan Umar bin Khaththab memilih mengakhirkan witir di ujung malam, di sepertiga yang terakhir sebagai salah satu bentuk ‘azm. Yakni kesungguhan, kesabaran, dan kemampuan. Umar dengan sifat kesatria dan keberaniannya benar-benar berupaya hingga terbangun di akhir malam melakukan tahajjud yang diakhiri dengan rakaat witir.

Masing-masing dari dua cara beribadah ini, Rasulullah ﷺ mengapresiasinya. Tidak ada yang salah, bahkan keduanya sama mulianya. Abu Bakar dengan kehati-hatiannya dan Umar dengan kesungguhan dan keberaniannya.

Jadi, apa yang perlu diperdebatkan? Toh, ibadah ini bernilai mulia di sisi Allah Ta’ala. Dan kita sebagai hamba-Nya, sudah selayaknya mengikuti apa yang diperintahkan oleh-Nya. Mau mengikuti cara Abu Bakar atau pun Umar, itu sama baiknya, tergantung dari keinginan kita sendiri. Yang kurang baik, ialah dia yang tidak melaksanakan amalan sunnah ini.



Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Ternyata Seperti Ini Cara Qabil Membunuh Habil

http://kisahislam.net/wp-content/uploads/2013/03/07-Barada-River.jpg

ANDA pasti hapal dengan kisah pembunuhan Qabil dan Habil. Kisah ini begitu jelas tertera dalam Al-Quran. Tapi, tahukah Anda bagaimana cara Qabil membunuh Habil?

 Diriwayatkan dalam beberapa kitab tafsir, Qabil berkeinginan kuat untuk membunuh saudaranya, Habil, sekalipun sudah diberikan nasihat dan peringatan oleh Habil sendiri.

Pada suatu hari ketika Habil sedang menggembala kambing lantas tertidur lelap, tiba-tiba datanglah Qabil dengan membawa batu lalu dengan beringas batu itu dilemparkan mengenai kepala Habil hingga memecahkannya. Riwayat lain menyatakan bahwa Habil dicekik dan digigit sebagaimama binatang buas ketika menyantap mangsanya, wallahu a’lam. Dan pada akhirnya matilah Habil karenanya.

Setelah Habil meninggal, tanpa rasa belas kasihan Qabil meninggalkan jenazahnya di tempat terbuka. Dia tidak tahu apa yang mesti dilakukan kepada jenazah saudaranya karena jenazah Habil adalah yang pertama kali di atas permukaan bumi. Perbuatan Qabil ini membuahkan malapetaka yang besar bagi dirinya sendiri. Dia akan menanggung dosa dari pembunuhannya tersebut—karena ia tidak bertaubat—sekaligus dosa orang yang menirunya yakni melakukan pembunuhan dengna jalan yang tidak benar. Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,

“Tidaklah dibunuh suatu jiwa dengan zalim melainkan dosa pembunuhan itu akan ditanggungpula oleh anak Adam yang pertama (Qabil) karena dialah yang pertama memberi contoh pembunuhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhm2ytB_pFulskDcrETFVa7n2fdGrkxcKpmDfCXRX6Nw82t37BL8jOB07bOriYlYLbUiLQcNdGW7CAxqkajMOcjV6mHtYGIcea-Y_B0ooC4qK4SX9yomhZ4zoB1OQS1SOFUqikzWT_PGt4v/s640/Habil.jpg

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

“Barang siapa yan gmemulai perkara baik (yang disyariatkan) maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya sampai terjadinya hari kiamat. Dan barang siapa yang memulai perkara jelek maka baginya dosanya dan dosa orang yang mengikutinya sampai terjadinya hari kiamat.” (HR. Muslim)

Dalam keadaan yang demikian, Allah Ta’ala mendatangkan dua burung gagak yang sedang bertarung, salah satunya mati. Maka yang hidup mengais-ngais tanah dengan paruhnya membuat lubang untuk menanam burung gagak yang mati. Qabil mengambil pelajaran dari peristiwa itu tentang cara mengubur jenazah saudaranya.

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

DPR RI: Warga DKI Butuhkan Seorang Pemimpin Yang Paham Agama

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS2fZ89QZkainuNKIK8SCeK32E9VribpwYjAfwBtAYUu6_kQ94qtTeXdgfyByDo82mUHF473x7rItVpz4qSz22n_QGnZxObwnksReOIqetSSVF8BTg4Vz66hCGHBMfgGDQAxMka9UdA55v/s1600/Ahmad+Zainuddin.JPG

JAKARTA—Ahmad Zainuddin, anggota DPR RI, ajak warga di dapilnya—Jakarta Timur—berpartisipasi dalam pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta 2017 dan memilih pemimpin yang paham agama, juga tegas, santun serta merakyat.

Ahmad menyarankan agar warga memilih pemimpin yang memahami agama dan juga santun.

“Dalam Islam, salah satu fungsi utama pemimpin adalah melindungi agama. Jika pemimpinnya saja tidak paham agama, bagaimana akan melindungi,” kata Ahmad, lansir Republika, Sabtu, (17/9/2016).

Saat ini kepemimpinan di DKI memberika teladan yang buruk bagi masyarakat. Hal itu, lanjut Ahmad, didasarkan atas penilaian terhadap ketidakpuasan kinerja yang muncul karena minimnya anggaran yang terserap serta mendegnya sejumlah program prioritas, semisal penuntasan kemacetan, banjir, dan pembangunan infrastruktur.

Selain itu Pemprov DKI Jakarta acapkali terlibat konflik dengan warga. Misalnya saja perihal terkuaknya kasus reklamasi. Menurut Ahmad, kasus itu membuka mata publik mengenai penggusuran-penggusuran yang dilakukan terhadap rakyat kecil selama ini hanya untuk kepentingan pengusaha besar saja, bukan semata rehabilitasi jalur hijau, normalisasi sungai, atau reklamasi laut.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQ8fExwFEmKZ5GxgLP9W4nWkgJdiVtp87TjsOOLD3n38vfXLeFV9XGUTmGw0wVr6DYlRuoa-b3r6JemVifx2BIlwHX0gWp1nObs-sou9eNvk78MiS-eFEpwcxhhagvgG91Yya841F29jw/s640/Ahmad+Zainuddin.jpg

“Pemerintah sekarang represif. Kita perlu pemimpin tegas, tapi santun merakyat,” kata dia.

Bersamaan dengan kegiatan sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang diselenggarakan di Jatinegara, Jakarta Timur, pekan lalu, Ahmad mengaku banyak menerima keluhan soal kebijakan Gubernur DKI Ahok. Misalnya mengenai larangan sekolah-sekolah untuk melatih siswanya berinfak, berkurban, dan berkewajiban menggunakan jilbab bagi para siswi.

Ahmad menyebut pemerintah daerah (pemda) yang melarang sekolah anak didiknya berinfak atau berkurban telah mempersempit ruang gerak pendidikan agama.

“Itu bertentangan dengan Pancasila,” pungkas Ahmad. 

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Islam Menjawab Pertanyaanku dengan Sangat Benar dan Logis


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnKz7khT0rhMNuPtYdoeuBXuPqL1jLswvt2V5tG4vSdQouhRIdH5c0R7LR1cvmPx4nJclns3OrjcPA_xZbQSRGxISzM7WS9qqWxlCwQ_VMuy-hSSHR9qxl5vcCBqqLJWnCB94Th789ZunC/s1600/raghib+as-sirjani+ke+inonesia.jpg

KALI ini kita medapatkan kisah yang menggugah hati soal hidayah seseorang. Kisah berasal dari Dr. Raghib as-Sirjani. Suatu hari ia menceritakan kisahnya:

Aku ingin berbagi mengenai kisah perjalanan keislamanku, mengapa aku memilih Islam sebagai agamaku.

Di dunia ini terdapat banyak agama dan sebelum aku memeluk Islam, aku benar-benar merasakan dilemma antara Kristen dan Islam. Aku memiliki sebuah Bible (seseorang memaksaku untuk membacanya), ketika aku membacanya, masya Allah segalanya berkaitan dan sama dengan buku 25 Rasul yang aku baca ketika berumur 10 tahun.

Teman-temanku mengatakan bahwa Kristen adalah agama yang berasal dari Allah, sama halnya dengan Islam, meskipun orang-orang Islam tidak mengikuti ajaran Krsiten karena menurut orang Islam Bible telah mengalami perubahan yang radikal. Betapa banyak orang-orang yang mengajakku menerima keyakinan Kristen, namun entahlah tidak terbesit dalam pikiranku untuk menerima sepatah kata pun dari mereka. Islam telah menyelami hati dan memenuhi pikiranku.

Akhirnya, ketika ada seseorang mendakwahiku melalui Skype, dengan tema “Mengapa aku memilih Islam?” ternyata jawabannya sangat sederhana.

Sebagai seorang non-muslim, aku tidak mencintai dunia ini. Aku sangat meyakini bahwa ketika aku mati, aku tidak akan membawa sesuatu pun di kuburanku: popularitas, kekayaan, bahkan keluarga, semuanya tidak akan kubawa bersamaku.

Aku terus bertanya pada diriku, bertanya tentang apa tujuan aku diciptakan? Apakah Tuhan hanya menyalurkan kesenagannya dengan menciptakanku? Mengapa terkadang aku merasa bahagia dan memiliki kehidupan yang menyenangkan dan terkadang aku merasa sedih dan merasakan getir dan pahitnya kehidupan? Apa hikmah dari ini semua?

Islam menjawab semua pertanyaanku tersebut dengan jawaban yang benar-benar logis dan bisa diterima.

– Percaya hanya kepada satu pencipta.

– Tidak ada sesuatu pun yang sebanding dengan-Nya.

– Dia-lah penguasa alam gaib.

– Dia mengutus para rasul agar manusia paham apa yang Dia inginkan.

Jika kalian bertanya, apakah aku mecintai Allah sebelum atau di awal-awal aku masuk Islam? Maka jawabku, aku tidak mencintai Allah pada saat itu.

Aku tahu bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah satu-satunya yang menciptakan alam semesta dan tidak ada sekutu bagi-Nya, meski demikian rasa cintaku pada-Nya belum muncul. Cinta memang membuthkan waktu untuk bersemi.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiORtbFRcxNa4gfMDl3XhVauyb4m1Cqh3k83kNSMFxP-cHxx8xIEDyuISsoRgRlpSs4dRKSw4UPyyhwg0apiqILj7t6sNUu86S1d0JiAZQI_wA0-P_uetp0bLOJ-qASQX7L3vRlzTgOGjs/s1600/430339_10150589460959049_615804048_8783119_1638251781_n.jpg

Rasa cinta itu datang setelah suatu keajaiban terjadi dalam hidupku. Setelah beberapa bulan, pengetahuanku tentang Allah kian bertambah, semakin aku mempelajari-Nya, maka semakin aku mencintai-Nya.

Ketika rasa cinta itu telah muncul, secara otomatis aku langsung menaati-Nya tanpa ada rasa terpaksa sedikit pun. Aku merasakan kebahagiaan dan kegembiraan dalam beribadah kepada-Nya sesuai dengan petunjuk Alquran dan sunah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Alquran bahwa orang-orang yang menaati-Nya dan mengikuti sunah nabi-Nya akan merasakan kebahagian di kehidupan akhirat. Insya Allah, itulah tujuan hidupku sekarang, dan aku pun paham tujuan penciptaanku.

Aku diciptakan dengan tujuan “belajar” lalu menghadapi hisab amalku di hari kiamat. Apabila aku berhasil, maka insya Allah aku masuk ke dalam surga. Namun apabila gagal, maka aku pantas menemani setan di dalam neraka. Inilah alasan mengapa kita harus menaati Allah, agar kita bisa terhindar dari neraka. Alasan Allah menciptakan kita hanya satu, yaitu untuk beribadah kepada-Nya.

Berikut ini aku sampaikan kepada mereka yang masih ragu untuk memeluk Islam dengan berbagai alasan mereka. Islam bukanlah sebuah tradisi budaya tapi Islam adalah jalan hidup dan bagaimana seharusnya kita hidup di dunia berdasarkan tuntunan dan aturan yang menciptakan alam semesta ini.

Contohnya: ibumu akan selalu membimbingmu, selalu mengatakan “lakukanlah itu” atau “jangan lakukan itu” karena ibumulah yang melahirkanmu, ia mencintaimu. Sama halnya dengan Allah yang menciptakan alam semesta, memerintahkanmu melakukan sesuatu atau melarangmu untuk melakukan sesuatu di dalam Alquran.

Pertanyaanku: kalian bisa mencintai wanita yang melahirkan kalian, akan tetapi mengapa kalian tidak mampu mencintai Allah yang menciptakan kalian?

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Janji Ingin Menikahi, Haruskah Ditepati?


http://www.satujam.com/satujam/wp-content/uploads/2016/01/mahar-pernikahan.jpg

KETIKA dua insan saling jatuh hati, ingin rasanya tak mau berpaling ke lain hati. Maka, seringkali seorang lelaki mengutarakan kata-kata yang membuat perempuan yang disukainya itu tetap bertahan padanya. Seperti halnya ungkapan janji untuk menikahi. Janji ini dapat membuat seorang perempuan berpegang pada hal itu. Hingga akhirnya, ia akan berusaha untuk tidak berpaling dan menunggu janji tersebut ditepati.

Hanya saja, namanya manusia, tentu ia memiliki rasa bosan. Ketika seorang lelaki menemukan perempuan lain yang dirasa lebih layak menjadi pendamping hidupnya, maka ia akan melupakan yang lama. Itu berarti, ia harus melanggar janjinya kepada perempuan yang ia cintai sebelumnya. Lantas, apakah boleh membatalkan janji untuk menikahi?

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat,” (QS. An-Nahl: 91).

Dalam ayat tersebut jelas bahwa janji itu harus ditepati. Tapi, janji yang seperti apa dulu? Tentunya janji-janji yang berkenaan dengan hal-hal yang mubah, yang halal dan makruf. Sebaliknya bila janji itu adalah sesuatu yang mungkar, haram, maksiat atau hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan syariat Islam, maka janji itu adalah janji yang batil. Hukumnya menjadi haram untuk dilaksanakan.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8FPyF0OsqJLNEcpZDCmkhsS44Nq5BpeOky3TK5s0xxEQ0YyUlwv6EqePDLmJqizMnFJ_b-GVmnJXIYfT4LTwiIuz6Fy2rK_64mCpI-7k2vEF0GzWboLpJmMa59YLoi-xp2LjhLUcwNi8/s1600/nikah-muda.gif

Janji yang diungkapkan oleh seorang lelaki kepada perempuan yang disukai untuk menikahi tidaklah mengikat. Sebab, janji untuk berakad itu bukanlah akad. Bahkan, seseorang yang telah taaruf atau sekadar berkenalan saja, bisa dibatalkan. Apalagi, hanya sekadar janji dari orang yang belum memilih langkah yang sesuai tuntunan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dalam fatwa Islam terdapat pertanyaan, “Ada seorang pemuda yang berjanji akan menikahi seorang wanita. Mereka saling mencintai. Setelah pemuda ini belajar agama, dia mempertimbangkan, nampaknya wanita ini bukan termasuk kriteria pilihannya, bolehkah dia batalkan janjinya?”

Jawaban dalam fatwa Islam, “Tidak ada kewajiban baginya untuk menikahi wanita itu, meskipun dia pernah berjanji untuk menikahinya. Karena seseorang dibolehkan untuk membatalkan lamaran, jika ada alasan yang mendukung keputusannya. Misalnya dia mempertimbangkan, ternyata wanita ini tidak cocok untuknya. Maka bagaimana lagi dengan hanya sebatas janji, yang lamaran saja belum,” (Fatwa Islam, no. 121704).

Maka, janji pra-nikah itu tidak ada dalam hukum Islam. Yang ada hanyalah khitbah. Sebab, lelaki yang sudah mengkhitbah berarti ia telah benar-benar mantap menikahi. Adapun jangka waktu dari khitbah ke proses pernikahan, dianjurkan tidak begitu lama. Sebab, setan pasti akan selalu datang menggoda.

Janji dari sepasang kekasih masa kini tidaklah berhukum. Maka, jika memang belum siap untuk menikahi maka janganlah mendekati. Jika Anda takut kehilangannya, maka serahkan saja pada Allah. Sebab, Dia lah yang membolak balikkan hati manusia. Jika memang orang yang Anda sukai itu jodoh Anda, maka ia tidak akan pernah pergi jauh dari Anda. Ketika waktunya tiba, Anda dan dia pasti akan bersama menjalin rumah tangga. 

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Setelah Berpisah 5 Tahun, Akhirnya Pria Palestina Bertemu Kembali Ibunya Saat Ibadah Haji


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfVYyIFFYHx5R5aF2FfVMY5iqECyN9shC5DL17GzucN9gsZ1fiVzHBeQjyts9x-j1g4Fzof5TsOsEoGj1QDjpxnTSNSVaUqtR8OqKdipwqAO4lJwKHQWBWUeyJS1yX3kTf8uBVi55LS6Y/s1600/Screenshot_872.png

ARAB SAUDI—Emaduddin Hamasho, seorang jamaah haji Palestina mendapat kejutan besar selain mampu berhaji. Ia tak percaya bisa bertemu ibunya kembali setelah terpisah selama lima tahun pasca pengepungan Israel di Gaza.

Menurut laporan Alarabiya pada Jumat (16/9/2016), Hamasho datang berhaji karena mendapat undangan dari Raja Salman. Saudi telah menjadi tuan rumah bagi 1000 anggota keluarga yang menderita akibat agresi Israel ke Palestina.

“Program Raja Salman telah membantu mematahkan blokade Israel di Gaza,” kata Hamasho. Ia menambahkan bahwa kalau bukan karena bantuan Raja Salman, mungkin ia tidak akan pernah bertemu ibunya yang hidup bersama saudara-saudaranya di Riyadh. Dia melakukan haji tahun ini dengan harapan bisa bertemu ibunya.

“Kebahagiaan saya tak bisa diungkapkan. Saya tak percaya wanita di depan saya adalah ibunda tersayang,” kata Hamasho. Dia mengatakan mungkin ia tak punya harapan untuk melihat ibunya lagi karena blokade Israel.

“Saya tak pernah terpikir bisa melihat ibu di tempat tersuci di bumi ini,” tambahnya. Hamasho mengatakan hal pertama yang dia lakukan ketika ia tiba di Saudi adalah menelepon ibunya. Hamasho memberitahu ibunya bahwa ia akhirnya bisa berangkat haji.

Hamasho mengatakan hal pertama yang dia lakukan saat bertemu ibunya adalah mencium kepala dan tangannya juga memberinya pelukan sebagai ungkapan rindu setelah berpisah selama lima tahun. Hamasho juga berterima kasih kepada pemerintah Saudi yang memberinya kesempatan untuk berhaji dan bisa bertemu ibu yang disayanginya.

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Kenapa Setelah Menikah Istri Menjadi Terlihat Kalah Cantik Dibanding Wanita Lain?



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpovBcg8UgDcb2IOnsRV8HTFaaQib6XEKAu-fsUtPRLKNwKiMXXtEj1H6Mm9TefmlV6hua5Mg5byYqZRMTEmxCYzgSEZcm17zVcraRgLiI9kGruU3Am6YNJjDrA6d62q9aE4HeKD5_4eg/s1600/bertemu+jodoh.jpg

SEORANG suami mengadukan apa yang ia rasakan kepada seorang syekh.

Dia berkata: “Ketika aku mengagumi calon istriku seolah-olah dalam pandanganku Allah tidak menciptakan perempuan yang lebih cantik daripadanya di dunia ini.

“Ketika aku sudah meminangnya, aku melihat banyak perempuan seperti dia. Ketika aku sudah menikahinya, aku lihat banyak perempuan yang jauh lebih cantik daripada dirinya.

“Ketika sudah berlalu beberapa tahun pernikahan kami, aku melihat seluruh perempuan lebih manis daripada istriku.”

Syekh berkata: “Apakah kamu mau aku beritahu yang lebih dahsyat daripada itu dan lebih pahit?”

Laki-laki penanya: “Iya, mau.”

Syekh: “Sekalipun kamu menikahi seluruh perempuan yang ada di dunia ini pasti anjing yang berkeliaran di jalanan itu lebih cantik dalam pandanganmu daripada mereka semua.”

Laki-laki penanya itu tersenyum masam, lalu ia berujar: “Kenapa tuan Syekh berkata demikian?”

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilZqTXPpbYRAP9HRL-fc7b6A-dxlvpnVJJsZXQigy3nxgw22bz8ObZeIpdT6woKjs4Gwp0Tl_Q_G9RhWDKgvhGTMQCUO69gCe6pNi8QN0Ko-81CbbdD794R88KEPtnL-HuTbkl8Z2_L4pP/s1600/%231-wanita-surga.jpg

Syekh: “Karena masalahnya terletak bukan pada istrimu. Tapi masalahnya adalah bila manusia diberi hati yang tamak, pandangan yang menyeleweng, dan kosong dari rasa malu kepada Allah, tidak akan ada yang bisa memenuhi pandangan matanya kecuali tanah kuburan.

‘Rasulullah bersabda: ‘Andaikan anak Adam itu memiliki lembah penuh berisi emas pasti ia akan menginkan lembah kedua, dan tidak akan ada yang bisa memenuhi mulutnya kecuali tanah. Dan Allah akan menerima taubat siapa yang mau bertaubat.’

“Jadi, masalah yang kamu hadapi sebenarnya adalah kamu tidak menundukkan pandanganmu dari apa yang diharamkan Allah.

“Sekarang, apakah kamu menginginkan sesuatu yang akan mengembalikan kecantikan istrimu seperti pertama kali kamu mengenalnya? Ketika ia menjadi wanita tercantik di dunia ini?”

Laki-laki penanya: “Iya, mau sekali.”

Syekh: “Tundukan pandanganmu.”

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

INNALILLAHI, 5 JUTA HEKTAR TANAH INDONESIA DIKUASAI CUKONG


Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menegaskan bahwa tanah tidak boleh dikuasai oleh konglomerat tertentu dan tidak ada alasan konglomerat menguasainya. Karena itu sudah saatnya pemerintah mengambil tindakan dengan mengambil sebagian besar tanah yang dikuasai konglomerat besar di Indonesia.

Komnas HAM menekankan demikian sehubungan dengan adanya perusahaan milik pengusaha keturunan Tionghoa yang menguasai tanah hingga 5 juta hektar tanah.

“Lima juta hektar tanah yang dimiliki satu orang itu boleh digusur, diambil sebagian oleh negara, dan dibagi ke kelompok miskin, yang sekarang ini Sinar Mas memiliki 5 juta hektar,” kata Komisioner Komnas HAM, Hafid Abbas, kepada wartawan dikantornya, Kamis (15/9) kemarin.

Merujuk laporan Bank Dunia pada 15 Desember 2015 silam, diungkapkan bagaimana sebanyak 74 persen tanah di Indonesia dikuasai oleh 0,2 persen penduduk. Salah satunya penguasaan 5 juta hektar tanah oleh pengusaha Tionghoa.

Kondisi demikian sama saja bahwa negara telah dikuasai oleh sekelompok kecil penduduk. Di sisi lain orang miskin tidak mempunyai daya untuk keluar dari jurang kemiskinannya karena tidak memiliki tanah.

Padahal, idealnya distribusi tanah mengikuti formula 1 juta untuk orang kaya, 2 juta untuk kelas menengah, dan 3 juta untuk masyarakat miskin.

Hafid Abbas menyinggung bagaimana penguasaan lahan oleh kelompok kecil penduduk yang berimbas pada maraknya penggusuran di beberapa kota, termasuk di Jakarta. Penggusuran yang dilakukan juga tidak mengedepankan aspek kemanusiaan.

“Menurut kami, proses penggusuran di Jakarta ini paling parah sejak Indonesia merdeka,” jelasnya.

Ditambahkan, penggusuran dengan dalih pembangunan tetapi mengabaikan hak kemanusiaan dan keadilan merupakan kejahatan sosial.‎ Diakuinya, penertiban tetap diperbolehkan oleh daerah. Namun masyarakat yang sudah bertahun-tahun menempati tanah tersebut harus dibantu dan keberlangsungan hidup selanjutnya dijamin lebih baik.

‎ “Selalu saya bilang, kenapa Pemda DKI tidak mau mencontoh Bu Risma. Mereka ini kan warga negara yang miskin. Pemerintah seharusnya membantu, bukan malah memberangus dengan kejam, dan melanggar hak-hak dasar masyarakat. Tidak bisa seperti itu,” turut Hafid.

Terkait penguasaan tanah oleh segelintir orang, sebelumnya pernah diingatkan Yusril Ihza Mahendra. Ia menegaskan bahwa distribusi tanah yang tak adil bisa menjadi bom waktu di kemudian hari.

“0,2 persen orang Indonesia menguasai 74 persen tanah di Indonesia melalui konglomerasi, PT ini PT itu, real estate, pertambangan, perkebunan sawit, HPH. Ini hanya menunggu bom waktu, apalagi yang 0,2 persen itu maaf-maaf kalau pakai bahasa lama itu non pribumi,” katanya.

Demikian halnya ekonom senior Rizal Ramli yang menyatakan 80 persen wakyat Indonesia belum merasakan kemerdekaan dan kekayaan akan sumber daya alam. Sebab kekayaan sumber daya alam hanya dikuasai oleh 20 persen penduduk Indonesia.

“80 persen rakyat kita masih miskin. Belum bisa merasakan arti kemerdekaan, makan aja susah apalagi sekolahin anak atau berlibur. Tugas kita mengubah ini, bagaimana 80 persen ini bisa menikmati kemerdekaan,” demikian Rizal. 

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Turki Merupakan Negara Nomor Satu Dalam Menampung Para Pengungsi

Turki menampung lebih banyak pengungsi dari negara lain di dunia pada paruh pertama tahun lalu, menurut seorang pejabat PBB.


Penegasan itu disampaikan pada konferensi pers hari Kamis di ibukota Maroko Rabat, yang diselenggarakan dalam rangkaian acara KTT PBB tentang Pengungsi dan Migran yang dijadwalkan akan digelar Senin depan di New York.

“Turki berada di puncak daftar negara-negara di seluruh dunia yang menerima pengungsi,” Fathi Al-Dababi, direktur Pusat Informasi PBB di Maroko, menyatakan.

“Data PBB menunjukkan bahwa Turki menerima lebih dari 1.838.000 pengungsi pada semester pertama tahun lalu,” Al-Dababi menegaskan.

“Turki diikuti oleh Pakistan, yang menerima 1,5 juta pengungsi [selama periode yang sama], Lebanon, Irak, Ethiopia, Jordan, Kenya, Uganda, Chad dan Sudan,” tambahnya.

Menurut pejabat PBB, 24 orang di seluruh dunia bermigrasi dari negara asal mereka masing-masing setiap menit.

Al-Dababi juga menunjukkan tingkat kematian yang tinggi di antara para migran dan pengungsi, mencatat bahwa mereka sering menjadi korban perdagangan manusia dan bahaya lainnya.

Pada konferensi pers hari Kamis, Resident Coordinator PBB di Maroko Philippe Poinsot menekankan perlunya menemukan solusi untuk “arus besar pengungsi dan migran [yang telah meninggalkan negara mereka] karena konflik; kemiskinan dan kerawanan pangan; pengangguran; diskriminasi; dan pelanggaran hak asasi manusia yang terus-menerus”.

“Untuk pertama kalinya, pertemuan puncak dunia akan diadakan untuk membahas hal ini,” katanya, mengacu pada KTT mendatang di New York, di mana Majelis Umum PBB diharapkan mengadopsi serangkaian “kewajiban” untuk melindungi pengungsi dan migran.

“Jika kewajiban ini diadopsi, secara kolektif akan dikenal sebagai ‘Deklarasi New York’,” sebuah pernyataan PBB menyatakan.

“Deklarasi ini akan menekankan tugas [dari negara-negara anggota PBB] untuk sepenuhnya menghormati hak-hak pengungsi dan migran dan … memberikan dukungan kepada negara-negara yang terkena dampak arus masuknya pengungsi dalam jumlah besar,” tambah Poinsot.

Turki saat ini menampung lebih dari tiga juta pengungsi dari Suriah dan Irak yang melarikan diri dari negara asal mereka karena konflik yang sedang berlangsung.

Middle East Monitor 

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

UMAT ISLAM DILARANG BICARA POLITIK DI MASJID, SEMENTARA UMAT LAIN DIBOLEHKAN BERBICARA DITEMPAT IBADAHNYA


by Azzam Mujahid Izzulhaq

Pembatasan (baca: pelarangan) berbicara politik di rumah dan acara ibadah, faktanya hanya diberlakukan kepada umat Islam. Karena, bagi umat non Islam larangan tersebut tidak diberlakukan.

Saya pernah menghadiri salah satu acara keagamaan non Islam dimana saya diundang sebagai salah satu pembicara personal development seusai acara tersebut. Namun karena saya tiba lebih awal, saya duduk di kursi belakang acara tersebut dan hampir 75% konten yg disampaikan adalah kampanye terang-terangan tokoh non Islam yang mencalonkan diri menjadi kepala daerah. Yang tentunya disertai 'dalil aqli' dan 'dalil naqli' versi mereka. Adakah yang meributkan? Melakukan pelaporan dan pelarangan? Jawabannya dua kata: TIDAK ADA. Saya pun membiarkan sebagai wujud toleransi saya kepada mereka. Sebagai wujud penghormatan terhadap hak-hak demokratis mereka di negara ini.

Menyikapi hal ini, artinya, pembatasan atau pelarangan ini sebagaimana disampaikan di awal. Yakni hanya ditujukan untuk umat Islam di masjid-masjid dan atau di acara-acara ibadah dan keagamaan umat Islam. Ada upaya pemisahan antara agama dan politik. Ada upaya sedemikian rupa bahwa masjid hanya digunakan sebagai tempat beribadah saja. Bukan sebagai tempat pembinaan umat dan basis-basis perbaikan bangsa dan peradaban dunia. Ada yang ingin umat Islam tetap lemah tak berdaya, terutama menyangkut politik dan negara.

Sementara, mereka seenaknya justru masuk ke masjid-masjid melakukan orasi politik, berkampanye, bersorban, berkopiah, membawa bantuan ini itu dengan mengatasnamakan


zakat, qurban, dan lain sebagainya yang justru adalah nyata-nyata menjual agama demi kepentingan hasrat politik mereka. Sungguh ini adalah penjualan agama yang nyata. Dan proyek ini sudah lama dilakukan Sejak Belanda menjajah Indonesia dengan misi 'penginjilan', upaya ini sudah dilaksanakan.

Saya berharap kepada para Guru, Masyayikh, Muballigh, Asatidz dan Ustadzat, pengurus masjid dan musholla, rekan-rekan aktivis yang memiliki concern yang sama dengan reformasi peradaban baru Islam untuk kemudian tidak takut dan khawatir dengan menyampaikan hal-hal yang benar, termasuk sikap politik. Karena politik bukanlah bagian di luar Islam. Politik dan negara adalah bagian dari Islam itu sendiri.

Sampaikanlah dengan tegas bahwa perlunya orang-orang baik nan shalih yang mengelola negara dan bangsa ini. Sampikanlah bahwa haram memilih pemimpin non Islam. Sampaikanlah konsekuensi yang akan disapatkan bagi mereka yang keras memaksakan diri melanggar segala aturan Ilahi Rabbi.
Jadikan masjid-masjid kembali kepada khittah-nya sebagaimana Masjid Nabawi di zaman Rasulullah Sayyidina Muhammad saw, sebagai pusat ibadah, pendidikan, politik, negara, militer, sosial, dan seluruh aspek kehidupan manusia. Sebagai tempat pembibitan, pengkaderan para pemimpin negara dan kemasyarakatan. Karena bagi kita, Islam bukanlah sekesar agama saja. Islam menembus batas itu. Islam adalah politik. Islam adalah ekonomi. Islam adalah pertahanan dan keamanan. Islam adalah cara hidup. Islam adalah aturan hidup. Islam adalah solusi hidup manusia di dunia ini.

Kebangkitan peradaban itu sudah di depan mata!

***

Masih ingat video pendukung Ahok ini?




Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Kategori

Kategori