Insiden telat luncur rudal C705 buatan China pada latihan perang TNI AL, Armada Jaya XXXIV 2016 di Perairan Banongan, Situbondo, Jatim (14/09) mengindikasikan adanya upaya pelemahan TNI oleh pihak China.
Sinyalemen itu dilontarkan pengamat politik Ahmad Baidhowi kepada intelijen (15/09). “Insiden rudal telat meluncur di hadapan Presiden Jokowi mengindikasikan adanya skandal pembelian alutsista asal China. Hal itu juga menjadi sinyal terkait upaya China yang sengaja melemahkan militer RI,” ungkap Ahmad Baidhowi.
Menurut Baidhowi, secara logis, China tidak ingin Indonesia mempunyai armada yang kuat, terlebih lagi ada sengketa di wilayah Laut China Selatan. “China akan rugi jika Indonesia punya armada laut yang kuat, maka dibuatkan rudal model ‘kw’,” beber Baidhowi.
Ahmad Baidhowi menilai, kegagalan peluncuran rudal itu sangat memalukan bagi bangsa Indonesia. “Komisi I harus segera memanggil KSAL, Panglima TNI untuk membahas persoalan ini. Kasus ini terkait masalah kedaulatan bangsa,” papar Baidhowi.
Kata Baidhowi, insiden itu semakin menunjukkan upaya China untuk menguasai Indonesia. “Indonesia jangan hanya senyam-senyum saja. Bisa jadi peralatan tempur dari China kualitasnya abal-abal,” pungkas Baidhowi.
Panitia Latihan Perang TNI AL Armada Jaya XXXIV 2016 masih melakukan evaluasi menyeluruh terkait insiden keterlambatan meledak rudal C705.(ts/inteljn)
EmoticonEmoticon