Penegasan itu disampaikan pada konferensi pers hari Kamis di ibukota Maroko Rabat, yang diselenggarakan dalam rangkaian acara KTT PBB tentang Pengungsi dan Migran yang dijadwalkan akan digelar Senin depan di New York.
“Turki berada di puncak daftar negara-negara di seluruh dunia yang menerima pengungsi,” Fathi Al-Dababi, direktur Pusat Informasi PBB di Maroko, menyatakan.
“Data PBB menunjukkan bahwa Turki menerima lebih dari 1.838.000 pengungsi pada semester pertama tahun lalu,” Al-Dababi menegaskan.
“Turki diikuti oleh Pakistan, yang menerima 1,5 juta pengungsi [selama periode yang sama], Lebanon, Irak, Ethiopia, Jordan, Kenya, Uganda, Chad dan Sudan,” tambahnya.
Menurut pejabat PBB, 24 orang di seluruh dunia bermigrasi dari negara asal mereka masing-masing setiap menit.
Al-Dababi juga menunjukkan tingkat kematian yang tinggi di antara para migran dan pengungsi, mencatat bahwa mereka sering menjadi korban perdagangan manusia dan bahaya lainnya.
Pada konferensi pers hari Kamis, Resident Coordinator PBB di Maroko Philippe Poinsot menekankan perlunya menemukan solusi untuk “arus besar pengungsi dan migran [yang telah meninggalkan negara mereka] karena konflik; kemiskinan dan kerawanan pangan; pengangguran; diskriminasi; dan pelanggaran hak asasi manusia yang terus-menerus”.
“Untuk pertama kalinya, pertemuan puncak dunia akan diadakan untuk membahas hal ini,” katanya, mengacu pada KTT mendatang di New York, di mana Majelis Umum PBB diharapkan mengadopsi serangkaian “kewajiban” untuk melindungi pengungsi dan migran.
“Jika kewajiban ini diadopsi, secara kolektif akan dikenal sebagai ‘Deklarasi New York’,” sebuah pernyataan PBB menyatakan.
“Deklarasi ini akan menekankan tugas [dari negara-negara anggota PBB] untuk sepenuhnya menghormati hak-hak pengungsi dan migran dan … memberikan dukungan kepada negara-negara yang terkena dampak arus masuknya pengungsi dalam jumlah besar,” tambah Poinsot.
Turki saat ini menampung lebih dari tiga juta pengungsi dari Suriah dan Irak yang melarikan diri dari negara asal mereka karena konflik yang sedang berlangsung.
Middle East Monitor
EmoticonEmoticon