Showing posts with label Tokoh. Show all posts
Showing posts with label Tokoh. Show all posts

Belajar Keluasan Ilmu dari Seorang Ulama Besar Imam Ibnul Qayyim


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi67kOWn2Q8tPWlDVixcigmYiKn3GlmhGixu9yZGBAUI9zu7zCxvhZyZwC3sHWX_DdsxWCvxInpw5z0JDWw8zFAaaFpp-zaGUP42q0DrnfSKyMsB9vpqnZK1WP6UNbKghu7RdA8-lspC2M/s1600/03.jpg

ILMU merupakan hal yang sangat penting bagi ummat muslim. Tak heran jika kita temukan para orang-orang shalih terdahulu begitu luas ilmunya. Salahsatunya kita kenal dengan Imam Ibnul Qayyim. Beliau sangat menonjol dalam ragam ilmu-ilmu islam. Dalam setiap disiplin ilmu beliau telah memberikan sumbangsih yang sangat besar.

Murid beliau, al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali, mengatakan, “Beliau menyadur fiqh dalam mazhab Imam Ahmad, dan beliau menjadi seorang yang menonjol dalam mazhab dan sebagai seorang ahli fatwa. Beliau menyertai Syaikhul Islam Taqiyuddin dan menimba ilmu darinya. Beliau telah menunjukkan kemahiran beliau dalama banyak ilmu-ilmu Islam. Beliau seorang yang mengerti perihal ilmu Tafsir yang tidak ada bandingannya.

Dalam ilmu Ushul Fiqh, beliau telah mencapai puncaknya. Demikian pula dalam ilmu hadits dan kandungannya serta fiqh hadits, segala detail inferensi dalil, tidak ada yang menyamai beliau dlam hal itu. Sementara dalam bidang ilmu Fiqh dan ushul Fiqh serta bahasa Arab, beliau memiliki jangkauan pengetahuan yang luas.

Beliau juga mempelajari ilmu Kalam dan Nahwu serta ilmu-ilmu lainnya. Beliau seorang yang alim dalam ilmu suluk serta mengerti secara mendalam perkataan dan isyarat-isyarat ahli tasawuf serta hal-hal spesifik mereka. Beliau dalam dalam semua bidang keilmuan ini memiliki jangkauan yang luas.”


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5kGOBOxm2fcWojn1KmYJ92SHaCHxFWorT75ng3uVlaraQaaAp3M9kErc7_gjaBpt65didguVL8oxCeAx3GG2jsEz4vnNgmUu5OjdcIbZCj8pN9ZHuGT9m1ROB40UYBx_pR1pKvmFvyPyr/s1600/319091_242843379091660_100000980004169_707641_1827714_n.jpg

Murid beliau yang lain, yakni al-Hafizh al-Mufassir Ibnu Katsir mengatakan, “Beliau menyimak hadits dan menyibukkan diri dalam ilmu hadits. Dan beliau menunjukkan kematangan dalam banyak ragam ilmu Islam terlebih dalam ilmu Tafsir, hadits dan Ushul Fiqh serta Qawa`id Fiqh.

Ketika Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah kembali ke negeri Mesir, beliau lalu mulazamah kepadanya hngga Syaikhul islam wafat. Beliau menimba ilmu yang sangat banyak darinya disertai dengan kesibukan beliau dalam hal ilmu sebelumnya. Akhirnya beliau adalah yang paling diunggulkan dalam banyak ilmu-ilmu Islam, …”

Adz-Dzahabi berkata, “Beliau telah memberikan perhatian pada ilmu hadits, matan maupun tentang hal ihwal perawinya. Dan beliau juga berkecimpung dalam ilmu fiqh, dan membaguskan penempatannya, …”

Ibnu Nashiruddin ad-Dimasyqi berkata, “Beliau menguasai banyak ilmu-ilmu Islam telebih dalam ilmu tafsir, ushul baik berupa inferensi zhahir maupun yang tersirat (mafhum).”

Al-‘Allamah ash-Shafadi mengatakan, “Beliau sangat menyibukkan diri dengan ilmu dan dalam dialog. Juga bersungguh-sungguh dan terfokuskan dalam menuntut ilmu. Beliau telah menulis banyak karya ilmiyah dan menjadi salah seorang dari imam-imam terkemuka dalam ilmu tafsir, hadits, ushul fiqh maupun ushul ilmu kalam, cabang-cabang ilmu bahasa Arab. Syaikhul islam Ibnu Taimiyah tidaklah meninggalkan seorang murid yang semisal dengannya.”

Pujian juga datang dari banyak ulama besar lainnya, semisal dari imam al-‘Allamah Ibnu Taghribardi, al-‘Allamah al-Miqriizi, al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Asqalaani, al-Imam asy-Suyuthi, al-‘allamah asy-Syaukani dan selainnya.

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

DPR RI: Warga DKI Butuhkan Seorang Pemimpin Yang Paham Agama

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS2fZ89QZkainuNKIK8SCeK32E9VribpwYjAfwBtAYUu6_kQ94qtTeXdgfyByDo82mUHF473x7rItVpz4qSz22n_QGnZxObwnksReOIqetSSVF8BTg4Vz66hCGHBMfgGDQAxMka9UdA55v/s1600/Ahmad+Zainuddin.JPG

JAKARTA—Ahmad Zainuddin, anggota DPR RI, ajak warga di dapilnya—Jakarta Timur—berpartisipasi dalam pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta 2017 dan memilih pemimpin yang paham agama, juga tegas, santun serta merakyat.

Ahmad menyarankan agar warga memilih pemimpin yang memahami agama dan juga santun.

“Dalam Islam, salah satu fungsi utama pemimpin adalah melindungi agama. Jika pemimpinnya saja tidak paham agama, bagaimana akan melindungi,” kata Ahmad, lansir Republika, Sabtu, (17/9/2016).

Saat ini kepemimpinan di DKI memberika teladan yang buruk bagi masyarakat. Hal itu, lanjut Ahmad, didasarkan atas penilaian terhadap ketidakpuasan kinerja yang muncul karena minimnya anggaran yang terserap serta mendegnya sejumlah program prioritas, semisal penuntasan kemacetan, banjir, dan pembangunan infrastruktur.

Selain itu Pemprov DKI Jakarta acapkali terlibat konflik dengan warga. Misalnya saja perihal terkuaknya kasus reklamasi. Menurut Ahmad, kasus itu membuka mata publik mengenai penggusuran-penggusuran yang dilakukan terhadap rakyat kecil selama ini hanya untuk kepentingan pengusaha besar saja, bukan semata rehabilitasi jalur hijau, normalisasi sungai, atau reklamasi laut.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQ8fExwFEmKZ5GxgLP9W4nWkgJdiVtp87TjsOOLD3n38vfXLeFV9XGUTmGw0wVr6DYlRuoa-b3r6JemVifx2BIlwHX0gWp1nObs-sou9eNvk78MiS-eFEpwcxhhagvgG91Yya841F29jw/s640/Ahmad+Zainuddin.jpg

“Pemerintah sekarang represif. Kita perlu pemimpin tegas, tapi santun merakyat,” kata dia.

Bersamaan dengan kegiatan sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang diselenggarakan di Jatinegara, Jakarta Timur, pekan lalu, Ahmad mengaku banyak menerima keluhan soal kebijakan Gubernur DKI Ahok. Misalnya mengenai larangan sekolah-sekolah untuk melatih siswanya berinfak, berkurban, dan berkewajiban menggunakan jilbab bagi para siswi.

Ahmad menyebut pemerintah daerah (pemda) yang melarang sekolah anak didiknya berinfak atau berkurban telah mempersempit ruang gerak pendidikan agama.

“Itu bertentangan dengan Pancasila,” pungkas Ahmad. 

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Islam Menjawab Pertanyaanku dengan Sangat Benar dan Logis


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnKz7khT0rhMNuPtYdoeuBXuPqL1jLswvt2V5tG4vSdQouhRIdH5c0R7LR1cvmPx4nJclns3OrjcPA_xZbQSRGxISzM7WS9qqWxlCwQ_VMuy-hSSHR9qxl5vcCBqqLJWnCB94Th789ZunC/s1600/raghib+as-sirjani+ke+inonesia.jpg

KALI ini kita medapatkan kisah yang menggugah hati soal hidayah seseorang. Kisah berasal dari Dr. Raghib as-Sirjani. Suatu hari ia menceritakan kisahnya:

Aku ingin berbagi mengenai kisah perjalanan keislamanku, mengapa aku memilih Islam sebagai agamaku.

Di dunia ini terdapat banyak agama dan sebelum aku memeluk Islam, aku benar-benar merasakan dilemma antara Kristen dan Islam. Aku memiliki sebuah Bible (seseorang memaksaku untuk membacanya), ketika aku membacanya, masya Allah segalanya berkaitan dan sama dengan buku 25 Rasul yang aku baca ketika berumur 10 tahun.

Teman-temanku mengatakan bahwa Kristen adalah agama yang berasal dari Allah, sama halnya dengan Islam, meskipun orang-orang Islam tidak mengikuti ajaran Krsiten karena menurut orang Islam Bible telah mengalami perubahan yang radikal. Betapa banyak orang-orang yang mengajakku menerima keyakinan Kristen, namun entahlah tidak terbesit dalam pikiranku untuk menerima sepatah kata pun dari mereka. Islam telah menyelami hati dan memenuhi pikiranku.

Akhirnya, ketika ada seseorang mendakwahiku melalui Skype, dengan tema “Mengapa aku memilih Islam?” ternyata jawabannya sangat sederhana.

Sebagai seorang non-muslim, aku tidak mencintai dunia ini. Aku sangat meyakini bahwa ketika aku mati, aku tidak akan membawa sesuatu pun di kuburanku: popularitas, kekayaan, bahkan keluarga, semuanya tidak akan kubawa bersamaku.

Aku terus bertanya pada diriku, bertanya tentang apa tujuan aku diciptakan? Apakah Tuhan hanya menyalurkan kesenagannya dengan menciptakanku? Mengapa terkadang aku merasa bahagia dan memiliki kehidupan yang menyenangkan dan terkadang aku merasa sedih dan merasakan getir dan pahitnya kehidupan? Apa hikmah dari ini semua?

Islam menjawab semua pertanyaanku tersebut dengan jawaban yang benar-benar logis dan bisa diterima.

– Percaya hanya kepada satu pencipta.

– Tidak ada sesuatu pun yang sebanding dengan-Nya.

– Dia-lah penguasa alam gaib.

– Dia mengutus para rasul agar manusia paham apa yang Dia inginkan.

Jika kalian bertanya, apakah aku mecintai Allah sebelum atau di awal-awal aku masuk Islam? Maka jawabku, aku tidak mencintai Allah pada saat itu.

Aku tahu bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah satu-satunya yang menciptakan alam semesta dan tidak ada sekutu bagi-Nya, meski demikian rasa cintaku pada-Nya belum muncul. Cinta memang membuthkan waktu untuk bersemi.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiORtbFRcxNa4gfMDl3XhVauyb4m1Cqh3k83kNSMFxP-cHxx8xIEDyuISsoRgRlpSs4dRKSw4UPyyhwg0apiqILj7t6sNUu86S1d0JiAZQI_wA0-P_uetp0bLOJ-qASQX7L3vRlzTgOGjs/s1600/430339_10150589460959049_615804048_8783119_1638251781_n.jpg

Rasa cinta itu datang setelah suatu keajaiban terjadi dalam hidupku. Setelah beberapa bulan, pengetahuanku tentang Allah kian bertambah, semakin aku mempelajari-Nya, maka semakin aku mencintai-Nya.

Ketika rasa cinta itu telah muncul, secara otomatis aku langsung menaati-Nya tanpa ada rasa terpaksa sedikit pun. Aku merasakan kebahagiaan dan kegembiraan dalam beribadah kepada-Nya sesuai dengan petunjuk Alquran dan sunah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Alquran bahwa orang-orang yang menaati-Nya dan mengikuti sunah nabi-Nya akan merasakan kebahagian di kehidupan akhirat. Insya Allah, itulah tujuan hidupku sekarang, dan aku pun paham tujuan penciptaanku.

Aku diciptakan dengan tujuan “belajar” lalu menghadapi hisab amalku di hari kiamat. Apabila aku berhasil, maka insya Allah aku masuk ke dalam surga. Namun apabila gagal, maka aku pantas menemani setan di dalam neraka. Inilah alasan mengapa kita harus menaati Allah, agar kita bisa terhindar dari neraka. Alasan Allah menciptakan kita hanya satu, yaitu untuk beribadah kepada-Nya.

Berikut ini aku sampaikan kepada mereka yang masih ragu untuk memeluk Islam dengan berbagai alasan mereka. Islam bukanlah sebuah tradisi budaya tapi Islam adalah jalan hidup dan bagaimana seharusnya kita hidup di dunia berdasarkan tuntunan dan aturan yang menciptakan alam semesta ini.

Contohnya: ibumu akan selalu membimbingmu, selalu mengatakan “lakukanlah itu” atau “jangan lakukan itu” karena ibumulah yang melahirkanmu, ia mencintaimu. Sama halnya dengan Allah yang menciptakan alam semesta, memerintahkanmu melakukan sesuatu atau melarangmu untuk melakukan sesuatu di dalam Alquran.

Pertanyaanku: kalian bisa mencintai wanita yang melahirkan kalian, akan tetapi mengapa kalian tidak mampu mencintai Allah yang menciptakan kalian?

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Mengejutkan!! Ternyata Syeikh Ali Jaber Tak Pernah Berzakat


Nama Syeikh Ali Jaber tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Wajah dai kelahiran Kota Madinah tahun 1976 ini acap muncul di layar televisi. Salah satunya dalam acara “Damai Indonesiaku” TV One.

Penampilannya yang berbeda dari kebanyakan dai di Tanah Air membuat masyarakat mudah mengenalinya. Penampilan murid Syeikh Abdul Baari’as Subaity, Imam Masjid Nabawi ini memang laiknya orang Arab: tinggi besar, berjenggot lebat, dan hidung mancung.

Gaya ceramah suami dari Umi Nadia, wanita keturunan Indonesia ini cukup unik. Nada bicaranya pelan dengan dialek Arab yang masih kental. Isi ceramah yang ringan tapi kontemplatif dan menyentuh ini mampu menyedot antusiasme masyarakat. Pria bernama lengkap Ali Saleh Muhammad Ali Jaber ini mengaku telah berkeliling dakwah hampir ke seluruh daerah di Indonesia.

“Saya sudah keliling dakwah ke pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan daerah yang lain,” ujarnya dalam acara Tabligh Akbar “Inspirasi Dai Tangguh” Sambut Ramadhan yang dihelat BMH Makassar, Sulsel di Menara Bosowa medio Mei lalu.

Debut dakwah penulis buku “Cahaya dari Madinah” di negeri mayoritas Muslim ini bukan tanpa pengorbanan. Perpindahannya dari Madinah ke Indonesia itu adalah perjuangan. Sebab, katanya, untuk tinggal di Indonesia dia harus meninggalkan keluarga dan tanah kelahiran. “Tinggal di Madinah banyak kenikmatan. Banyak orang yang ingin tinggal dan meninggal di Madinah. Madinah itu kota Rasul yang aman,” terangnya.
Namun, karena panggilan dakwah, Madinah ditinggalkan. Dia pun memilih tinggal di Indonesia. Hari-harinya selalu disibukkan menjadi juru dakwah di berbagai daerah. Dengan begitu, kata dia, bisa bersedekah ilmu sebanyak-banyaknya pada masyarakat Indonesia.

Belum lama ini Ali Jaber berceramah dan mendorong jamaah untuk gemar sedekah. Katanya, banyak manfaat dari sedekah. Sedekah yang ikhlas akan menolak bala serta memberi kesehatan. Iapun bercerita. Suatu ketika ada teman yang jatuh sakit. Temannya itu orang kaya. Hartanya melimpah. Namun, meski sudah berobat berkali-kali hingga ke Malaysia, sakitnya tak kunjung sembuh. Syeikh Ali Jaber pun menasihatinya: “Sedekahkanlah harta yang kau punya. InsyaAllah, sembuh.”
Tak lama setelah melaksanakan petuah Syeikh, temannya tersebut pun sehat.

Yang mengagetkan, Syeikh Ali Jaber sendiri mengaku selama ini tidak pernah berzakat. Lho!? Tentu saja yang dimaksud bukan berarti dia tak mengabaikan rukun Islam ini. Pasalnya, dia tidak pernah mengumpulkan uang, karena setiap kali dapat rezeki, uang tersebut tidak disimpan di bank melainkan langsung disedekahkan.

“Karena itu, saya tidak pernah bayar zakat karena harta yang saya miliki tidak pernah sampai nisab,” terangnya. Menurutnya, bersedekah tidak boleh ditunda-tunda. Setiap memiliki rezeki dibiasakan langsung dikeluarkan.

Seperti Siti Aisyah radhiyallahuanha, dia selalu bersedekah dengan harta terbaik. Bahkan, sebelum disedekahkan, hartanya diberi wewangian. Tujuanya, kata Syeikh Ali Jaber, sebelum harta itu diterima fakir miskin, harta itu sudah sampai Allah lebih dulu dan dalam keadaan wangi.
Lebih dari itu, katanya, setiap harta yang disedekahkan tidak akan pernah habis. Selalu dilipatgandakan oleh Allah.

Bahkan, harta sejati adalah harta yang disedekahkan bukan yang dikonsumsi sendiri. Karena itu, dia juga menyarankan agar umat Islam gemar bersedekah. Khususnya ketika di pagi hari. Sebab, pada waktu itu, para malaikat mendoakan agar Allah melipat gandakan rezeki orang yang bersedekah.

Semoga kisahnya bisa jadi pelajaran bagi kita semua.


Sumber : bmhjatim 

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Kategori

Kategori