Showing posts with label Opini. Show all posts
Showing posts with label Opini. Show all posts

Bolehkah Mengoleksi Majalah-majalah yang Bergambar Makhluk Hidup?


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgH-huAQpKTx2R88SVpOE_-CP0H8NCrg8lI3RqsoHot9Q_zD8_tj4SYYwPj8em_Pcw10vHMlUIytatclFRZI-9u-FyGlLGb81PMwDfq5JzOjEGHoabw1MwasDtlRIbKeoYTFy5rbIJDcJM/s1600/memajang-foto-didinding.jpg

Pertanyaan:

Saya seorang siswa Marhalah Tsanawi (setingkat SMU) yang sangat gemar membaca dan menelaah buku-buku bacaan yang berisi tentang ajaran-ajaran Islam, budaya, kemiliteran, dan lain-lain, sehingga saya sengaja berlangganan beberapa macam majalah. Akan tetapi, kebanyakan dari majalah-majalah tersebut di dalamnya terdapat gambar-gambar manusia, padahal saya bermaksud mengoleksi dan menyimpan majalah-majalah tersebut di perpustakaan pribadi saya. Saya menjadi ragu karena ada beberapa hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengaharamkan masalah gambar ini dan menyatakan bahwa Malaikat tidak mau masuk rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxegbXrIJ0v_HLgOr69Ng8Z4AdWgU-2E8mIGpp1eNcvCZ1w50Olwt1XlSqpzBPu3g8atuiXad6mU9ZhcWEp3MoY3Md4WIZx8a50HsRS7gC-m4MOnNfoaI9G05gFmsRFKIhBctw68rxbBpv/s1600/melukis-400x300.jpg

Jawaban:

Anda boleh menyimpan buku-buku, surat kabar, dan majalah-majalah yang bermanfaat walaupun di dalamnya terdapat gambar. Jika gambar tersebut orang perempuan, Anda harus menutupi atau menghapusnya. Tapi, jika gambar tersebut laki-laki atau gambar binatang, Anda cukup membuang kepalanya saja, sebagaimana diperintahkan dalam beberapa hadits shahih.

Sumber: Fatawa Syaikh Bin Baaz Jilid 2, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, Pustaka at-Tibyan




Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

DPR RI: Warga DKI Butuhkan Seorang Pemimpin Yang Paham Agama

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS2fZ89QZkainuNKIK8SCeK32E9VribpwYjAfwBtAYUu6_kQ94qtTeXdgfyByDo82mUHF473x7rItVpz4qSz22n_QGnZxObwnksReOIqetSSVF8BTg4Vz66hCGHBMfgGDQAxMka9UdA55v/s1600/Ahmad+Zainuddin.JPG

JAKARTA—Ahmad Zainuddin, anggota DPR RI, ajak warga di dapilnya—Jakarta Timur—berpartisipasi dalam pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta 2017 dan memilih pemimpin yang paham agama, juga tegas, santun serta merakyat.

Ahmad menyarankan agar warga memilih pemimpin yang memahami agama dan juga santun.

“Dalam Islam, salah satu fungsi utama pemimpin adalah melindungi agama. Jika pemimpinnya saja tidak paham agama, bagaimana akan melindungi,” kata Ahmad, lansir Republika, Sabtu, (17/9/2016).

Saat ini kepemimpinan di DKI memberika teladan yang buruk bagi masyarakat. Hal itu, lanjut Ahmad, didasarkan atas penilaian terhadap ketidakpuasan kinerja yang muncul karena minimnya anggaran yang terserap serta mendegnya sejumlah program prioritas, semisal penuntasan kemacetan, banjir, dan pembangunan infrastruktur.

Selain itu Pemprov DKI Jakarta acapkali terlibat konflik dengan warga. Misalnya saja perihal terkuaknya kasus reklamasi. Menurut Ahmad, kasus itu membuka mata publik mengenai penggusuran-penggusuran yang dilakukan terhadap rakyat kecil selama ini hanya untuk kepentingan pengusaha besar saja, bukan semata rehabilitasi jalur hijau, normalisasi sungai, atau reklamasi laut.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQ8fExwFEmKZ5GxgLP9W4nWkgJdiVtp87TjsOOLD3n38vfXLeFV9XGUTmGw0wVr6DYlRuoa-b3r6JemVifx2BIlwHX0gWp1nObs-sou9eNvk78MiS-eFEpwcxhhagvgG91Yya841F29jw/s640/Ahmad+Zainuddin.jpg

“Pemerintah sekarang represif. Kita perlu pemimpin tegas, tapi santun merakyat,” kata dia.

Bersamaan dengan kegiatan sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang diselenggarakan di Jatinegara, Jakarta Timur, pekan lalu, Ahmad mengaku banyak menerima keluhan soal kebijakan Gubernur DKI Ahok. Misalnya mengenai larangan sekolah-sekolah untuk melatih siswanya berinfak, berkurban, dan berkewajiban menggunakan jilbab bagi para siswi.

Ahmad menyebut pemerintah daerah (pemda) yang melarang sekolah anak didiknya berinfak atau berkurban telah mempersempit ruang gerak pendidikan agama.

“Itu bertentangan dengan Pancasila,” pungkas Ahmad. 

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Islam Menjawab Pertanyaanku dengan Sangat Benar dan Logis


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnKz7khT0rhMNuPtYdoeuBXuPqL1jLswvt2V5tG4vSdQouhRIdH5c0R7LR1cvmPx4nJclns3OrjcPA_xZbQSRGxISzM7WS9qqWxlCwQ_VMuy-hSSHR9qxl5vcCBqqLJWnCB94Th789ZunC/s1600/raghib+as-sirjani+ke+inonesia.jpg

KALI ini kita medapatkan kisah yang menggugah hati soal hidayah seseorang. Kisah berasal dari Dr. Raghib as-Sirjani. Suatu hari ia menceritakan kisahnya:

Aku ingin berbagi mengenai kisah perjalanan keislamanku, mengapa aku memilih Islam sebagai agamaku.

Di dunia ini terdapat banyak agama dan sebelum aku memeluk Islam, aku benar-benar merasakan dilemma antara Kristen dan Islam. Aku memiliki sebuah Bible (seseorang memaksaku untuk membacanya), ketika aku membacanya, masya Allah segalanya berkaitan dan sama dengan buku 25 Rasul yang aku baca ketika berumur 10 tahun.

Teman-temanku mengatakan bahwa Kristen adalah agama yang berasal dari Allah, sama halnya dengan Islam, meskipun orang-orang Islam tidak mengikuti ajaran Krsiten karena menurut orang Islam Bible telah mengalami perubahan yang radikal. Betapa banyak orang-orang yang mengajakku menerima keyakinan Kristen, namun entahlah tidak terbesit dalam pikiranku untuk menerima sepatah kata pun dari mereka. Islam telah menyelami hati dan memenuhi pikiranku.

Akhirnya, ketika ada seseorang mendakwahiku melalui Skype, dengan tema “Mengapa aku memilih Islam?” ternyata jawabannya sangat sederhana.

Sebagai seorang non-muslim, aku tidak mencintai dunia ini. Aku sangat meyakini bahwa ketika aku mati, aku tidak akan membawa sesuatu pun di kuburanku: popularitas, kekayaan, bahkan keluarga, semuanya tidak akan kubawa bersamaku.

Aku terus bertanya pada diriku, bertanya tentang apa tujuan aku diciptakan? Apakah Tuhan hanya menyalurkan kesenagannya dengan menciptakanku? Mengapa terkadang aku merasa bahagia dan memiliki kehidupan yang menyenangkan dan terkadang aku merasa sedih dan merasakan getir dan pahitnya kehidupan? Apa hikmah dari ini semua?

Islam menjawab semua pertanyaanku tersebut dengan jawaban yang benar-benar logis dan bisa diterima.

– Percaya hanya kepada satu pencipta.

– Tidak ada sesuatu pun yang sebanding dengan-Nya.

– Dia-lah penguasa alam gaib.

– Dia mengutus para rasul agar manusia paham apa yang Dia inginkan.

Jika kalian bertanya, apakah aku mecintai Allah sebelum atau di awal-awal aku masuk Islam? Maka jawabku, aku tidak mencintai Allah pada saat itu.

Aku tahu bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah satu-satunya yang menciptakan alam semesta dan tidak ada sekutu bagi-Nya, meski demikian rasa cintaku pada-Nya belum muncul. Cinta memang membuthkan waktu untuk bersemi.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiORtbFRcxNa4gfMDl3XhVauyb4m1Cqh3k83kNSMFxP-cHxx8xIEDyuISsoRgRlpSs4dRKSw4UPyyhwg0apiqILj7t6sNUu86S1d0JiAZQI_wA0-P_uetp0bLOJ-qASQX7L3vRlzTgOGjs/s1600/430339_10150589460959049_615804048_8783119_1638251781_n.jpg

Rasa cinta itu datang setelah suatu keajaiban terjadi dalam hidupku. Setelah beberapa bulan, pengetahuanku tentang Allah kian bertambah, semakin aku mempelajari-Nya, maka semakin aku mencintai-Nya.

Ketika rasa cinta itu telah muncul, secara otomatis aku langsung menaati-Nya tanpa ada rasa terpaksa sedikit pun. Aku merasakan kebahagiaan dan kegembiraan dalam beribadah kepada-Nya sesuai dengan petunjuk Alquran dan sunah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Alquran bahwa orang-orang yang menaati-Nya dan mengikuti sunah nabi-Nya akan merasakan kebahagian di kehidupan akhirat. Insya Allah, itulah tujuan hidupku sekarang, dan aku pun paham tujuan penciptaanku.

Aku diciptakan dengan tujuan “belajar” lalu menghadapi hisab amalku di hari kiamat. Apabila aku berhasil, maka insya Allah aku masuk ke dalam surga. Namun apabila gagal, maka aku pantas menemani setan di dalam neraka. Inilah alasan mengapa kita harus menaati Allah, agar kita bisa terhindar dari neraka. Alasan Allah menciptakan kita hanya satu, yaitu untuk beribadah kepada-Nya.

Berikut ini aku sampaikan kepada mereka yang masih ragu untuk memeluk Islam dengan berbagai alasan mereka. Islam bukanlah sebuah tradisi budaya tapi Islam adalah jalan hidup dan bagaimana seharusnya kita hidup di dunia berdasarkan tuntunan dan aturan yang menciptakan alam semesta ini.

Contohnya: ibumu akan selalu membimbingmu, selalu mengatakan “lakukanlah itu” atau “jangan lakukan itu” karena ibumulah yang melahirkanmu, ia mencintaimu. Sama halnya dengan Allah yang menciptakan alam semesta, memerintahkanmu melakukan sesuatu atau melarangmu untuk melakukan sesuatu di dalam Alquran.

Pertanyaanku: kalian bisa mencintai wanita yang melahirkan kalian, akan tetapi mengapa kalian tidak mampu mencintai Allah yang menciptakan kalian?

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

UMAT ISLAM DILARANG BICARA POLITIK DI MASJID, SEMENTARA UMAT LAIN DIBOLEHKAN BERBICARA DITEMPAT IBADAHNYA


by Azzam Mujahid Izzulhaq

Pembatasan (baca: pelarangan) berbicara politik di rumah dan acara ibadah, faktanya hanya diberlakukan kepada umat Islam. Karena, bagi umat non Islam larangan tersebut tidak diberlakukan.

Saya pernah menghadiri salah satu acara keagamaan non Islam dimana saya diundang sebagai salah satu pembicara personal development seusai acara tersebut. Namun karena saya tiba lebih awal, saya duduk di kursi belakang acara tersebut dan hampir 75% konten yg disampaikan adalah kampanye terang-terangan tokoh non Islam yang mencalonkan diri menjadi kepala daerah. Yang tentunya disertai 'dalil aqli' dan 'dalil naqli' versi mereka. Adakah yang meributkan? Melakukan pelaporan dan pelarangan? Jawabannya dua kata: TIDAK ADA. Saya pun membiarkan sebagai wujud toleransi saya kepada mereka. Sebagai wujud penghormatan terhadap hak-hak demokratis mereka di negara ini.

Menyikapi hal ini, artinya, pembatasan atau pelarangan ini sebagaimana disampaikan di awal. Yakni hanya ditujukan untuk umat Islam di masjid-masjid dan atau di acara-acara ibadah dan keagamaan umat Islam. Ada upaya pemisahan antara agama dan politik. Ada upaya sedemikian rupa bahwa masjid hanya digunakan sebagai tempat beribadah saja. Bukan sebagai tempat pembinaan umat dan basis-basis perbaikan bangsa dan peradaban dunia. Ada yang ingin umat Islam tetap lemah tak berdaya, terutama menyangkut politik dan negara.

Sementara, mereka seenaknya justru masuk ke masjid-masjid melakukan orasi politik, berkampanye, bersorban, berkopiah, membawa bantuan ini itu dengan mengatasnamakan


zakat, qurban, dan lain sebagainya yang justru adalah nyata-nyata menjual agama demi kepentingan hasrat politik mereka. Sungguh ini adalah penjualan agama yang nyata. Dan proyek ini sudah lama dilakukan Sejak Belanda menjajah Indonesia dengan misi 'penginjilan', upaya ini sudah dilaksanakan.

Saya berharap kepada para Guru, Masyayikh, Muballigh, Asatidz dan Ustadzat, pengurus masjid dan musholla, rekan-rekan aktivis yang memiliki concern yang sama dengan reformasi peradaban baru Islam untuk kemudian tidak takut dan khawatir dengan menyampaikan hal-hal yang benar, termasuk sikap politik. Karena politik bukanlah bagian di luar Islam. Politik dan negara adalah bagian dari Islam itu sendiri.

Sampaikanlah dengan tegas bahwa perlunya orang-orang baik nan shalih yang mengelola negara dan bangsa ini. Sampikanlah bahwa haram memilih pemimpin non Islam. Sampaikanlah konsekuensi yang akan disapatkan bagi mereka yang keras memaksakan diri melanggar segala aturan Ilahi Rabbi.
Jadikan masjid-masjid kembali kepada khittah-nya sebagaimana Masjid Nabawi di zaman Rasulullah Sayyidina Muhammad saw, sebagai pusat ibadah, pendidikan, politik, negara, militer, sosial, dan seluruh aspek kehidupan manusia. Sebagai tempat pembibitan, pengkaderan para pemimpin negara dan kemasyarakatan. Karena bagi kita, Islam bukanlah sekesar agama saja. Islam menembus batas itu. Islam adalah politik. Islam adalah ekonomi. Islam adalah pertahanan dan keamanan. Islam adalah cara hidup. Islam adalah aturan hidup. Islam adalah solusi hidup manusia di dunia ini.

Kebangkitan peradaban itu sudah di depan mata!

***

Masih ingat video pendukung Ahok ini?




Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Kategori

Kategori